Mohon tunggu...
Dismas Kwirinus
Dismas Kwirinus Mohon Tunggu... Penulis - -Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Tumbuh sebagai seorang anak petani yang sederhana, aku mulai menggantungkan mimpi untuk bisa membaca buku sebanyak mungkin. Dari hobi membaca inilah, lalu tumbuh kegemaran menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pantun sebagai Tradisi Lisan dan Virtual Space

9 November 2020   07:43 Diperbarui: 9 November 2020   08:00 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukit Kujau terampar di tanah datar

Ruai bekicau kedinga lapar

Pedeh serasa upa dibakar

Kerena kekaseh hati adai urang yang melamar

Artinya:

Sebuah bukit yang berdiri kokoh disebuah dataran, merupakan tempat burung-burung (ruai khas Kalimantan, sejenis burung yang indah) yang selalu berbunyi tanda mau makan, kemudian seorang pemuda yang punya kekasih tetapi kekasihnya itu sudah dipinangkan orang tuanya kepada orang lain.

Pantun asli dalam bahasa daerah ini bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, akan tetapi baris perbaris tidak akan dapat bersajak seperti aslinya. Pantun yang dimengerti dalam tradisi lisan ini adalah yang memuat nasehat, petuah, ungkapan hati atau selipan ungkapan kasih sayang dan peringatan. Pantun biasanya berisi nasehat, pujian kepada Petara, ungkapan kasih sayang dan nasehat-nasehat yang perlu dipatuhi.

dokpri
dokpri
Bertolak dari penjelasan di atas bahwa pantun merupakan tradisi lisan yang tidak termasuk cerita. Pantun yang terdiri dari dua baris sampiran dan dua baris isi merupakan bentuk fisik "kata" dari sesuatu yang metafisik. Artinya, realitas pantun menyampaikan pesan apa yang formatif belum pernah ada atau absen secara materia. 

Dengan kata lain bahwa pantun merupakan persentasi tentang sesuatu yang absen tetapi dihadirkan dalam bentuk simbolik. Dengan demikian tidaklah salah kalau pantun dikatakan sebagai virtual space (ruang yang sungguh) dari daya energi yang metafisk. Virtual space merupakan jembatan simbol yang tak terpahami menjadi terpahami, yang tak terjangkau menjadi terjangkau dan yang tak terdengan menjadi terdengar. Hal ini nyata dalam kehadiran orang yang membawa pantun, baik pantun yang diungkapkan secara lisan maupun pantun dalam bentuk lagu atau nyanyian yang memberi efek-efek tertentu bagi penikmat pantun.

Bahasa simbolik yang terdapat pada pantun sesungguhnya mejelaskan adanya suatu realitas dan tuntutan kepada setiap orang untuk menafsirkan dan merefleksikan sekaligus apa yang dihadirkan oleh pantun secara simbolik. Dengan demikian orang dapat menikmati aspek-aspek seni yang terkandung di dalamnya. Dalam konteks ini pantun sebagai virtual space memiliki nilai intrinsik dan ekstrinsik.

Nilai intrinsik adalah bahwa di dalam pantun terdapat simbol-simbol estetis yang memiliki nilai bermutu tinggi untuk disingkapkan. Kandungan makna yang terdapat di dalam bahasa simbolik pantun memiliki nilai di dalam dirinya sendiri, yang tidak ditentukan dari luar. Oleh karena itu pantun memiliki di dalam dirinya in se per se. Pantun menyampaikan pesan berupa nasehat, petuah, ungkapan hati atau selipan ungkapan kasih sayang dan peringatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun