Mohon tunggu...
Dismas Kwirinus
Dismas Kwirinus Mohon Tunggu... Penulis - -Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Tumbuh sebagai seorang anak petani yang sederhana, aku mulai menggantungkan mimpi untuk bisa membaca buku sebanyak mungkin. Dari hobi membaca inilah, lalu tumbuh kegemaran menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keberadaan Rumah Panjang di Kalimantan Barat Masih Tetap Eksis dan Terjaga

13 Oktober 2020   15:31 Diperbarui: 13 Oktober 2020   15:39 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selama ratusan tahun Suku Dayak membangun tatanan sosial, ekonomi, budaya dan politik dalam rumah panjang (rumah betang). Di Kalimantan Barat sendiri keberadaan rumah panjang masih tetap terjaga kelestariannya. Ini terlihat dari keberadaan rumah panjang di setiap Kabupaten di Kalimantan Barat. 

Rumah panjang tak hanya sekedar tempat tinggal, tapi tempat di mana komuditi Suku Dayak dibangun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah panjang adalah jantung dan pusat kebudayaan Suku Dayak. 

Eksistensi orang Dayak tak dapat dipisahkan dengan keberadaan rumah panjang, walaupun pada saat ini kehidupan rumah panjang masyarakat Dayak tak seperti dulu, kalaupun ada hanya sebagai suatu objek wisata bukan berdasarkan kehidupan masyarakat Dayak lagi. 

Namun, keberadaan rumah panjang di Kalimantan Barat masih tetap eksis dan terjaga serta terpelihara dengan baik.

Rumah panjang merupakan ciri khas kebudayaan Dayak. Ini menandakan bahwa rumah panjang merupakan sesuatu yang "unik" yang ada dalam kehidupan sosial masyarakat Dayak sehingga dapat dipandang sebagai salah satu ciri dari kebudayaan Dayak. Jika ditanya mengapa masyarakat Dayak hidup di rumah panjang? 

Secara pasti sangat sulit untuk dijawab, tapi bila dilihat dari situasi lingkunagan alamnya maka dapat dipahami mengapa masyarakat Dayak hidup dalam rumah panjang. 

Situasi alam yang penuh dengan tantangan dan ancaman dari binatang buas menuntut mereka untuk membuat rumah dengan tiang yang tinggi dan berbentuk panjang. Tujuannya untuk mengatasi dan menghindari bahaya-bahaya dari alam.

Terkait dengan arsitektur rumah panjang, bila penghuni berkembang jumlahnya, rumah itu diperpanjang lagi. Rumah panjang terbuat dari kayu. Dalam mendirikan rumah panjang ada hal-hal yang khusus. 

Rumah panjang harus mempunyai tempat bilik orang, tempat lewat (koridor atau lorong/ruai), ruang tamu, ruang upacara, ruang pertemuan dan ruang untuk menjemur padi disebut gang'ang. 

Pintu atau ruang di tengah-tengah adalah kediaman "Pun rumah" atau "Pamon rumah", yaitu kediaman orang yang paling tua, sebagai tetua adat atau kepala kampung. Dia menyimpan segala alat dan barang-barang adat untuk upacara.

Dalam rumah panjang itu hidup beberapa keluarga dalam bilik-bilik atau laminan masing-masing. Maka dalam rumah panjang itu harus ada (tercipta) suatu kesatuan dan persaudaraan antar anggota sehingga mereka bisa hidup sebagai suatu komunitas. 

Adanya suasana persaudaraan ini memungkinkan setiap anggota dapat berkomunikasi secara terbuka dan akrab satu sama lain. Sikap terbuka, jujur dan akrab ini yang membuat kehidupan rumah panjang tetap bertahan dan harmonis. 

Kesadaran akan pentingnya keterbukaan satu sama lain didasari oleh alam pemikiran religius-magis, yang menganggap bahwa setiap manusia memiliki nilai, kedudukan dan hak yang sama dalam lingkungan masyarakat.

Jadi rumah panjang dalam masyarakat Dayak bukan hanya sebagai tempat tinggal tetapi juga sebagai bentuk organisasi komunitas sosial masyarakat Dayak. 

Sebab kehidupan di rumah panjang itu melukiskan bagaimana sistem organisasi masyarakat Dayak, yaitu berdasarkan pada sistem kekerabatan dan persaudaraan. 

Sebagai suatu komuniatas sosial maka seluruh penghuni rumah panjang memiliki kesadaran teritorial tempat tinggal dan bersama dengan itu tumbuh pula rasa cinta kepada komunitas tersebut. 

Apa lagi pada umumnya penghuni rumah panjang itu masih memiliki ikatan geneologis. Rasa cinta dan ikatan geneologis inilah yang membuat kehidupan rumah panjang tetap harmonis dan terhindar dari kemungkinan-kemungkinan negatif seperti penyelewengan atau zinah, pencurian dan kecemburuan sosial. 

Di rumah panjang solidaritas setiap anggota kerabat sangat kuat dan terjalin dengan baik. Ini tampak terlihat dari aktivitas ibu-ibu atau perempuan Dayak yang selalu berkumpul di ruai rumah panjang untuk membuat kerajinan tangan seperti tenun ikat, anyaman-anyaman, tikar dan kerajinan tangan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun