Mohon tunggu...
Dani Iskandar
Dani Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Menulis itu berbagi pengalaman dan menginspirasi http://menulismenulislah.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nabi Pun Menangis

3 Januari 2021   14:22 Diperbarui: 4 Januari 2021   14:16 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebenarnya bukan rindu kampung halaman yang menjadi alasan utama tapi "Bete", bosen di rumah, halu, gak sabar, dan pengen keluar yang mendorong semua itu terjadi. Justru kita yang taat aturan dengan menegakkan prokes saat ini malah menjadi bahan tertawaan, dibilang penakut, gak megap maskeran terus.

Beberapa waktu lalu Wuhan, kota pertama asal pandemi, merayakan kebebasan dari covid. Namun kini, Beijing kembali lockdown karena ditemukan virus dengan varian baru tersebut.

Tapi saya yakin, Negara komunis seperti Cina, rakyatnya gampang diatur, disiplin. Apalagi seperti Korea Utara yang kemarin kabarnya menembak mati orang yang suspek yang berkeliaran. Bagaimana dengan negara-negara liberal?

Berita hanya tinggal berita. Rakyatnya tetap bandel, susah diatur. Diperparah lagi dengan contoh buruk dari Presiden Trump yang dengan arogannya anti corona dan menuduh yang bukan-bukan tentang penyakit ini, bahkan melepas maskernya begitu dinyatakan sembuh. Untung saja dia tidak terpilih kembali.

Bagaimana dengan Indonesia? Ya begitu deh. Seperti dialog pembuka di atas.

Dihimbau 3M, anggap enteng, kemana-mana tanpa masker, sholat shaf dirapat-rapatin, pengajian, takjiah berduyun-duyun, hajatan kawinan, sunatan, biasa saja tanpa prokes. Giliran kena baru bingung, "gue kena dimana ya?", "dia habis pergi kemana ya?", "kok bisa ya?" "mohon doanya ya semoga cepat sembuh, semoga kuat menghadapinya".

Salah?

Tentu tidak. Cuma konyol aja. Allah mah gitu banget bercandanya. Dia turunkan penyakit yang sungguh amat gak jelas. Antara ada dan tiada. Gak langsung berdampak, tau-tau positif, tau-tau mati. Masya Allah.

Sudah begitu banyak yang kena, bahkan dokter, perawat meninggal eh masyarakat masih saja bandel. Di Meksiko saat ini terjadi antrean panjang pembelian oksigen dan harganya sudah naik 3x lipat. Dan orang disini masih keluyuran yang gak penting trus besok begitu sakit, meninggal, nanya "kok bisa ya?" Hadeh.

Sudah begitu banyak contoh Presiden Negara-negara di Dunia bahkan Trump yang terkena covid, Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota, artis yang kena bahkan meninggal eh malah ngeyel juga dengan bilang ya jelas dong mereka kan orang kaya, terkenal, pergi ke sana ke mari, ke luar negeri.

Aduh, bagaimana ya menyadarkan orang-orang seperti ini. Mereka yang mengikuti prokes, menjaga hidup sehat, rajin olahraga dan gowes bisa kena, apalagi kita rakyat jelata yang ndableg ini. Bahkan ada pula ulama yang mengompori dengan mengatakan "ini tentara Allah" Lha sekarang ulama pun terpapar. Sudah lah Please be disciplined!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun