Mohon tunggu...
Pohon Kata
Pohon Kata Mohon Tunggu... Freelancer - Going where the wind blows

Ketika kau terjatuh segeralah berdiri, tak ada waktu untuk menangis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mr. Big yang Menjelma Menjadi Big Boss

16 Maret 2020   10:51 Diperbarui: 16 Maret 2020   10:57 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mr. Big (Sodikin) yang menjelma menjadi Big Boss

" Jangan pernah menyerah ketika anda masih mampu berusaha lagi. Tidak ada kata berakhir sampai Anda berhenti mencoba " - (Brian Dyson)

Siang itu langit mendung, hujanpun bersiap turun. Seperti biasa lalu lalang kesibukan di kotaku tercinta Kediri tak sedetikpun berhenti meskipun wabah Corona masih mengintai. Begitulah kehidupan tetap berproses seiring Matahari yang masih bersinar berputar seperti jarum jam dinding yang berdetak menapaki detik demi detik.

Notifikasi WhatsApp berbunyi saat itu, hingga aku tergoda untuk membukanya disela sela kesibukanku yang ada.

Dari sahabat saya Mr. Big (Sodikin) " Bro...dimohon kehadirannya Hari Minggu Tanggal 15 Maret 2020, Pukul 08.00 WIB. Acara Tasyakuran Pembukaan service Ahass Pamenang Motor".

" Siyap...Insyaallah diupayakan hadir", balas saya.

Ada rasa bahagia yang bergelayut dihati, karena saya tahu ini adalah bengkel ke-3 yang diresmikan punya beliau. Setelah puluhan tahun dia berjuang sekuat tenaga, hal yang merupakan pencapaian yang sangat luar biasa. Tentunya dengan tantangan dan hambatan yang tiada terhitung jumlahnya.

Puluhan tahun yang lalu...

Kami adalah teman dibangku SMK 1 Kediri puluhan tahun yang lalu. Seperti layaknya sekolah teknik dijaman itu, ada kecenderungan penilaian dari beberapa orang bahwa kami adalah kaum "elite" (kaum ekonomi sulit). Dimana kami memang kebanyakan berasal dari latar belakang ekonomi menengah kebawah, dibanding dengan mungkin teman sebaya yang bersekolah di SMA. B

eranjak dari penilaian tersebut berdampak kami lebih memiliki motivasi yang menggebu yang bersifat pembuktian bahwa apapun latar belakang kami tak menghalangi untuk berbuat yang terbaik terutama teruntuk orang tua yang telah membanting tulang hanya sekedar membiayai kami bersekolah.

Jalan kaki, bersepeda kaki ataupun menggunakan angkutan umum tak membuat kami menyurutkan keinginan untuk berhasil. Masa sekolah kami lalui dengan kebersamaan, tertawa bersama hanya sekedar menikmati sepotong kue murah dikantin sederhana sudut sekolah kami...bersama. Tiga tahun diantara puluhan tahun dijaman itu, kami lalui dengan berbagai macam rasa kehidupan yang kelak dan kini mewarnai kekayaan jiwa kami. 

Mensyukuri semua hal, menghargai sesuatu, menghormati perbedaan dan jiwa tahan banting yang luar biasa. Apalagi saya dan diantara sahabat ada yang kos, jauh dari orang tua dan belajar mandiri saat itu, pengalaman yang luar biasa dimasa lalu yang kelak juga banyak manfaatnya dimasa kini.

Mr. Big yang menjadi Big Boss

Selepas lulus, banyak dari kami yang kehilangan kontak...sibuk dengan asa menata rencana. Saya harus berpindah dari satu kota ke kota lain...Jember, Situbondo, Malang dan ribuan perjalanan yang membuat saya terdampar di Magetan, kota kecil di ujung Barat Jawa Timur. Hingga pada akhirnya satu persatu dari kami bisa saling menemukan hanya untuk saling berbagi cerita tentang perjalanan hidup masing-masing.

Di jaman dulu kami menjulukinya Mr. Big, entah siapa yang mengawalinya.Sebuah panggilan sederhana yang ternyata kelak memang sesuai dengannya...hmmm. Tuhan memang punya rahasia, rahasia yang tak mungkin manusia mengerti.

Berawal dari keinginan kami, selepas lulus akan bekerja...entah itu kerja apa tapi harapan kami saat itu sesuai dengan spesifikasi kejuruan yang kami pelajari. Mr. Big memilih bekerja sebagai mekanik sampai kepala bengkel di sebuah Bengkel servis AHASS hingga berjalan beberapa puluh tahun. Waktu terus berjalan diantara menit dan detik yang terus berlari, tiba saat beliau bercerita akan berupaya mendirikan sendiri bengkelnya. Syukur Alhamdulillah berita yang sangat luar biasa.

Bengkel pertama miliknya berjalan sesuai harapan, berjalan beberapa waktu...bengkel kedua didirikan hingga yang terkini bengkel ketiga beroperasi. Suatu pencapaian yang luar biasa dihadapkan dengan masa lalu kami yang pernah terlewati diantara tangis, keringat dan mungkin darah yang tak terasa tercurah untuk mencapai asa. Mr. Big yang dulu hanya sebuah julukan sebagai bukti rasa keakraban kami menjelma menjadi Big Bos bagi puluhan karyawan yang beliau rekrut, menghidupi keluarga karyawan beserta anak istrinya. Memberikan senyum bagi sesama, sebuah rasa yang mungkin tak terkira dihati.

Setelah waktu berlalu kami sadar, tak semuanya rumput akan dibasmi...akan tetapi rumput-rumput yang dulu liar tumbuh sekarang menjadi rumput penghias taman yang indah, sebuah taman kehidupan. Pengusaha, pengajar, wiraswasta sukses, dosen, kontraktor dan berbagai macam profesi serta pejuang keluarga begitulah kami, kaum "elite" (ekonomi sulit) menjelma dari sebuah SMK di kota Kediri.

Keterbatasan bukan hal yang patut kita perdebatkan seyogyanya keterbatasan adalah jalan pembuka untuk menyisir keberhasilan. Jangan pernah berhenti berharap, jangan pernah berhenti bermimpi karena mimpilah yang membuat kita termotivasi.

Mohon maaf kawan, tidak bisa hadir dalam acara peresmian bengkel yang ketiga nya, hanya do'a dan harapan tetaplah menjadi penerang dan penyejuk bagi sesama. Karena senyum mereka adalah kebahagiaan yang tak ternilai dengan uang. Cintai keluarga, dekaplah Sang Pencipta karena tanpa campur TanganNya tak akan ada hal yang akan terwujud. Dan teruntuk yang terhormat dan mulia Mursyid (Bapak Ibu Guru kami) yang telah membentuk dan mewarnai jiwa-jiwa kami, terima kasih...jasamu tak kan pernah lekang dimakan waktu. Dan terima kasih waktu...yang mengajari kami untuk berproses.

(dn) yang selalu menyalakan mimpi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun