Nah, Kisah Perang Tulamben inilah yang dilestarikan di Banjar Adat Merita dan dapat dilihat saat diadakan piodalan ngusaba dangsil ataupun Ngusaba Ayu dan detil kisahnya bisa disaksikan berupa simbol-simbol yang menjadi rentetan dari penyelenggaraa aci / piodal berupa Pesraman, Tari Rejang lilit, Sabungan Ayam yang menggunakan buah nanas, Presi, dan atraksi perang-perangan antara krama banjar melawan Sedahan, dimana Krama Banjar bersenjatakan nasi, tumpeng dan buah-buahan sedangkan Sedahan bersenjatakan Alu dan buah kelapa. Replika dari kapal wong perahu bisa dilihat di penataran Pura Puseh Banjar Adat Merita. Dan benda-benda berharga dari desa tulamben masih tersimpan di Pura Pasek Padang Subadra di Banjar Adat Merita berupa: Raja Purana, Keris dan Tombak.
Note: Penulis mengharapkan kritik dan masukan dari pembaca yang budiman bilamana ada kekeliruan di kolom komentar. Terima kasih.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI