Mohon tunggu...
Dionisius Yusuf
Dionisius Yusuf Mohon Tunggu... Guru - Hanya seorang pendidik

Seseorang yang sedang belajar menulis tentang banyak hal, silahkan colek saya di IG @ichbindion, dan FB Dionisio Jusuf

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hari Kedua Karantina di Wisma Atlet: Saya Tidak Sendirian

8 Agustus 2020   14:57 Diperbarui: 8 Agustus 2020   16:34 4068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan senja Kota Jakarta dari Wisma Atlet, tempat tinggal saya "sementara" (dok. pribadi)

Setelah obrolan kecil tersebut, suster lalu memberikan obat. Ia menjelaskan cara minum obat tersebut.

Adapun obat yang dikasih pagi itu lumayan banyak teman-teman, ada Omeprazole, Chloroquine, Oseltamivir, Becefort, dan Levofloxacin HCL. 

Dengan sangat jelas, suster menjelaskan fungsi dari masing-masing obat yang dikasih, katanya, “Tolong ya Pak, sebelum makan, minum dulu obat Omeplazole-nya. Setelah makan, baru boleh minum obat lainnya. Jangan lupa dijeda minimal 5 menit ya Pak minumnya”, ujar suster.

Selanjutnya, ia mengatakan bahwa pada sekitar jam 9 nanti ada snack yang dapat saya ambil di meja tempat di mana makan pagi diletakkan.

Setelah menjelaskan cara meminum obat tersebut, salah satu suster mengatakan bahwa saya sudah mulai treatment per hari ini, sampai hari ketujuh. Suster tersebut melanjutkan bahwa pada hari kedelapan setelah selesai masa treatment, saya akan menjalani tes swab.

Dan jika hasil tes swab-nya negatif, katanya saya diperbolehkan untuk pulang. Tetapi jika positif, maka harus stay lagi di sini, dan nunggu jadwal swab berikutnya lagi. Alamak, bayangkan teman-teman, jika pada hari kedelapan hasilnya positif, berarti saya akan stay longer di sini. Semoga tidak terjadi. Amin.

Keluar dari ruang poli, saya mengambil makan pagi plus air mineral yang diletakkan di atas meja. Lalu bergegas ke kamar untuk makan pagi. Makanan yang diberikan menurut saya cukup baik.

Menu yang terlihat dalam kotak adalah nasi, ayam goreng, telur, tempe orek dan sayur. Terlihat juga buah pisang. Sungguh nikmat yang tiada tara di saat kita lagi sakit masih dikasih kesempatan untuk makan seperti itu.

Ketika sedang makan, saya mendengar dengan jelas suara dari luar. Suara yang cukup lantang yang ternyata berisi “ceramah“ untuk membangkitkan semangat dan memberikan inspirasi kepada para pasien penghuni tower 7 untuk tetap tabah dalam menjalani pengobatan. Sungguh sentuhan kemanusiaan yang patut diancungkan jempol untuk hal ini.

Selesai makan, sesuai dengan anjuran, saya bergegas keluar untuk ketemu sang matahari. Lokasi untuk berjemur berada di lantai 16 atau 32. Untuk pagi ini, saya menuju lantai 16.

Ketika sampai di sana ternyata sudah banyak pasien yang melakukan aktivitas. Ada yang berlari kecil, ada yang berjemur sambil duduk di lantai, tetapi ada juga yang asyik ngobrol dengan sesama pasien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun