Mohon tunggu...
Dionisius jonathan Pratama
Dionisius jonathan Pratama Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa yang tengah bergelut dengan idealismenya

dipikul berat dipukul sakit

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Gunung Gede: Bukan Hanya Perihal Keindahan, tetapi Esensi dari Sebuah Perjalanan

4 Januari 2022   18:15 Diperbarui: 4 Januari 2022   18:33 1646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang pendaki pernah berkata "pendakian pertamamu akan menentukan langkah selanjutnya, entah kapok dan tidak akan pernah lagi atau jatuh hati dan selalu ingin kembali". Sepertinya saya terjebak pada pilihan yang kedua. Ya, saya jatuh hati pada pendakian yang pertama.

Selasa, 7 Desember 2021. Mentari telah terlelap tatkala kami berkumpul di salah satu rumah kawan yang berada di Depok untuk kembali memeriksa barang bawaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tepat pukul 10.00 malam, semuanya telah siap dan kami memutuskan untuk memulai perjalanan menuju basecamp Gunung Gede Via Putri yang menjadi titik awal pendakian. Jalur Gunung Gede Via Putri ini kami pilih karena memiliki track yang cenderung lebih singkat dibandingkan 2 jalur lainnya, yaitu Jalur Cibodas dan Jalur Selabintana.

Perjalananpun dimulai. Ban motor yang dingin mulai mengaspal melintasi Jalanan Bogor yang cukup sepi malam itu, ditemani oleh ocehan kawan yang seakan ingin membantu saya untuk tetap fokus dan terjaga saat berkendara. di tengah perjalanan, tepatnya di kawasan Puncak Bogor, rintik air mulai membasahi jalan. Udara yang tadinya sejuk berubah menjadi amat dingin, tangan yang tadinya tegas menarik gas kini dipaksa melemas dan kaku karena dinginnya cuaca saat itu. Karena tidak kuat menerjang guyuran hujan, maka kamipun menepi untuk berteduh. Karena kebodohan dalam sebuah perjalanan adalah ketika kita terlalu memaksakan keadaan tanpa adanya persiapan. Dan kami cukup bodoh, telah mencoba menerjang hujan pada saat itu tanpa adanya persiapan.

Hujan mulai mereda, kamipun kembali melanjutkan perjalanan ditemani kabut tebal yang ber-iringan seolah menyambut kedatangan saya dan dua kawan lainnya dengan penuh antusias. Rasanya seperti berharap pada senyummu yang artinya sulit untuk dicari tahu. Cemas, takut, tapi menyenangkan untuk terus berada didalamnya.   

Setelah berkendara sekitar 2 jam 30 menit dari Depok, kamipun sampai di Basecamp Gunung Gede Via Putri yang lokasinya tidak jauh dari Pasar Cipanas. Perlu diketahui bahwa basecamp Gunung Gede via Putri ini memiliki akses yang cukup curam, bahkan terdapat beberapa basecamp yang hanya bisa dilalui kendaraan beroda dua.

Kami tiba di basecamp sekitar pukul 12.30 dini hari, setibanya di basecamp "Warung Abah Anwar" (salah satu basecamp favorit di jalur Gunung Gede via Putri), kami langsung memarkirkan kendaraan kami yang dikenakan tarif sebesar Rp.10.000/motor dan kemudian sejenak menikmati teh hangat sembari berbincang dengan beberapa pendaki lain. Tidak lama kami berbincang, rombongan kamipun memutuskan untuk beristirahat menyiapkan fisik untuk pendakian esok pagi. Untuk biaya menginap sendiri dikenakan tarif sebesar Rp. 10.000/orang.

Rabu, 8 Desember 2021. Mentari pagi telah kembali dari pengasingannya, sinarnya yang menerobos masuk melalui jendela basecamp seakan meneriaki kami untuk segera bangun. Hal ini menandakan bahwa kami seharusnya sudah bersiap untuk melakukan pendakian atau dengan kata lain, kami kesiangan.

Kondisi Pedesaaan di sekitar basecamp Warung Abah Anwar 
Kondisi Pedesaaan di sekitar basecamp Warung Abah Anwar 

Kamipun segera menyusun kembali isi tas dan langsung sarapan sembari mengumpulkan informasi mengenai cara mendapatkan izin mendaki melalui pendaki lain dan penjaga warung. Syahdan, setelah beberapa prosedur yang kami jalani, akhirnya kami bisa mendapatkan surat izin mendaki dengan tarif Rp. 50.000 termasuk surat sehat.

Saran saya, jika ingin mendaki Gunung Gede via Putri ini sebaiknya sudah memiliki kenalan terlebih dahulu, seperti penjaga basecamp yang kontaknya dapat dicari dan dihubungi melalui whatsapp atau Instagram, supaya dapat mengurus surat izin mendaki dengan lebih mudah dan praktis. Maklum, wisata di Jawa Barat memang berbelit-belit prosedurnya.

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun