Namun, tentu langkah ini tidak dapat dilakukan oleh semua keluarga, mengingat tutor membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Jika tutor dirasa mahal, maka orangtua dapat memberi opsi pembelajaran melalui TVRI dan RRI yang selama masa pandemi memberikan layanan pembelajaran yang luar biasa.
Orangtua adalah yang paling bertanggung jawab dalam menyediakan sumber daya yang dibutuhkan anak selama pembelajaran online. Tentu, sumber belajar ini tidak melulu dari internet. Saat ini perpustakaan telah menjangkau bahkan sampai ke desa-desa. Sesekali orang tua harus mengajak anak untuk berkunjung ke perpustakaan daerah baik di tingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, dan desa. Jika terkedala jarak, orangtua dapat mendorong untuk dapat meminjam buku di perpustakaan nasional (aplikasi Ipusnas) yang dapat meminjam e-book secara gratis, dan dapat dibaca ketika offline. Masa pandemi ini memang menuntut kreativitas orang tua, hingga menuntut sampai usaha pada titik yang paling tinggi.
3. Komunikasi
Langkah yang orang tua dapat lakukan dalam komunikasi adalah orangtua harus proaktif dalam menghubungi guru. Ketika guru belum membentuk paguyuban, orang tua harus mencari tahu nomor HP wali kelas, karena wali kelas adalah perwakilan sekolah yang paling mudah untuk dihubungi terkait pembelajaran daring.
Orang tua harus sesering mungkin bertanya atau berbagi informasi tentang perkembangan anak selama BDR. Selanjutnya, jika memungkinkan orang tua dapat pula menjalin kontak dengan sesama orang tua lainnya.
Jika perlu mengadakan pertemuan lewat Zoom dengan teman-teman sekolah. Karena bertemu dengan teman meskipun secara online, dapat meningkatkan semangat siswa yang mungkin sempat menurun.
Jika dirasa aman, dapat juga dilakukan kunjungan ke rumah agar silatirahmi dan sosialisasi anak tetap terjaga. Orangtua dan anak dapat sesekali ke sekolah untuk bertemu dengan guru, atau sekadar untuk berkunjung ke perpustakaan sekolah.
Karena, di hampir setiap sekolah, guru akan berotasi untuk piket, sehingga akan ada perwakilan tenaga pendidik di sekolah. Lalu bagaima jika orangtua dua-duanya bekerja di luar rumah? Dalam kasus ini, maka kita harus kembali pada budaya kita yakni gotong royong.
Dalam masa pandemi kita harus mampu memperoleh dukungan dari semua elemen. Kita bisa meminta tolong kakek, nenek, kakak, paman, tante, asisten rumah tangga, atau bahkan tetangga untuk mengawasi kegiatan anak selama orangtua bekerja di luar rumah. Akan tetapi, tidak harus terus menerus dititipkan pada orang yang sama.
Mungkin bisa bergantian antara kakek/nenek, paman/bibi, kakak, atau tetangga. Tentu pola komunikasi yang baik dan santun harus dijaga agar kita dapat memperoleh bantuan dari orang-orang terdekat kita.
Hak belajar dan hak tetap sehat