Mohon tunggu...
Dinas Sosial DKI Jakarta
Dinas Sosial DKI Jakarta Mohon Tunggu... Jurnalis - Dinas Sosial DKI Jakarta

Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta adalah salah satu SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang bertanggungjawab langsung kepada Gubernur DKI Jakarta. Ruang lingkup kinerja dinsos adalah penanganan permasalah sosial seperti kemiskinana, bencana, PMKS dan lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Optimisme Pencari Suaka Bertahan di Hunian Sementara

23 Juli 2019   14:08 Diperbarui: 23 Juli 2019   14:20 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dipindahkannya para pengungsi pencari suaka ke Eks Gedung Kodim yang terletak di Jakarta Barat, tidak lantas memupuskan harapan para pengungsi untuk menemukan negara yang yang akan ditempatinya. Nematullah Azizi (22) lelaki yang berasal dari Afghanistan ini mengaku tidak putus asa, meski sudah hampir dua bulan berada di Indonesia. Ia mengatakan, semangat tersebut didapat dari Ibunya, agar mencari celah positif dalam setiap kejadian yang mereka alami.

"Kemarin sempat hilang harapan. Tapi kata Ibu saya, semua akan baik-baik saja asal kita percaya dan sabar," tuturnya, dengan menggunakan bahasa Inggris tentunya.

dokpri
dokpri
Aziz, begitulah dia akrab disapa. Ia menjadi salah satu dari ratusan yang mendirikan tenda di depan Kantor UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees) yang terletak di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Ia bersama Ibu dan saudara laki-lakinya, berharap bisa berpindah ke  Australia. 

Pindahnya Aziz bersama keluarga, berawal dari kekhawatiran sang Ibunda atas konflik yang terjadi di Afghanistan, nantinya berpengaruh pada psikis adiknya. Akhirnya ia memutuskan mendatangi kantor imigrasi, kemudian ada yang meneleponnya. Setelah itu berlanjut pada tahap penyerahan dokumen dan pemberangkatan, hingga sampailah ia di Indonesia.

dokpri
dokpri
"Setelah itu, kami dilepas. Tidak diarahkan kemana. Hanya bilang hubungi kantor pengungsian (Kantor UNHCR). Akhirnya sampailah di tempat kemarin (Jalan Kebon Sirih)," ujar Aziz dengan menggunakan bahasa Inggris tentunya.

dokpri
dokpri
Semenjak dirinya tinggal di Eks Gedung Kodim, ia menilai orang-orang kepadanya begitu ramah dan mudah diajak berkomunikasi. Meski dirinya belum memahami Bahasa Indonesia dengan baik, namun ada beberapa kosakata yang ia kuasai. 

"Misalnya di pos kesehatan, kadang saya memahami bahasa mereka (petugas kesehatan), bilang "diminum tiga kali sehari". Terus saya lihat keterangan di obatnya. Dari situ pelan-pelan saya menyesuaikan bahasa di sini. Kadang mereka (petugas) minta tolong ke saya untuk menyampaikan ke rekan saya (orang Afghanistan) yang berobat," akunya.

dokpri
dokpri
Senada dengan Aziz, Sukriya (17) warga Afghanistan, mengaku lari dari negaranya karena situasi yang tidak aman. Itu terjadi sekitar empat tahun lalu. Ia dan keluarganya terpaksa pergi meninggalkan Afghanistan, menuju Indonesia. 

"Perang menyebabkan saya tidak bisa berada di sana. Saya datang ke sini sendiri. Ada keluarga saya di sana, ayah, ibu, satu adik perempuan dan satu adik laki-laki. Mereka juga tidak aman. Saya tidak tahu kenapa mereka tidak mau ikut kami ke Indonesia," katanya.

Ia mengungkapkan, di Indonesia ia hanya transit saja. Meski transit, waktu dua tahun bukanlah sebentar baginya. Bersama Ibu, adik, dan kakak laki-lakinya, Sukriya sempat tinggal di Pekanbaru selama dua tahun. Ia mengaku, selama hidup di sana, ia menempati sebuah kontrakan yang ia bayar sebulan Rp700 ribu. Untuk membayar kontrakan dan biaya hidup, ia dan keluarganya hanya bermodal kiriman uang dari saudaranya yang berada di Afghanistan.

Sudah dua tahun lebih tinggal di Indonesia, Sukriya pun mulai menguasai bahasa Indonesia, meski tidak sempurna. "Sikit-sikit. Tidak banyak. Mau tidak mau saya harus belajar agar bisa berkomunikasi," terangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun