Mohon tunggu...
Dinoto Indramayu
Dinoto Indramayu Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, belajar dan belajar....

Setiap saat saya mencoba merangkai kata, beberapa diantaranya dihimpun di : www.segudang-cerita-tua.blogspot.com Sekarang, saya ingin mencoba merambah ke ranah yang lebih luas bersamamu, Kompasiana....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cangkir (1)

17 Maret 2016   09:32 Diperbarui: 17 Maret 2016   09:59 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai ahli Zen, wajahnya langsung kecut dan tertunduk malu.  Ternyata kehebatan dan berbagai keunggulan yang dimilikinya tidak berarti apa-apa di depan orang yang sangat bijak itu. 

Ditatapnya cangkir penuh di hadapannya.  Air teh yang berceceran dan teko yang sudah kosong.

Sungguh tidak berarti dirinya saat ini, bermaksud menuntut ilmu tetapi dengan kepala yang sudah penuh kepandaian.  Tidak akannad  lagi ilmu yang bisa masuk ke otaknya yang sudah berjibun prestasi.  Seberapa lamapun belajar, tak akan bertambah ilmunya.  Sampai habis ilmu yang dimiliki Pendeta pun, tidak akan ada yang menempel.  Hanya terbuang percuma.

Pandangannya beralih ke cangkir kosong di depan Pendeta.  Pikirannya melayang jauh, hampa, seharusnyalah demikian jika mau belajar.  Seperti cangkir kosong yang siap diisi, apapun isinya sampai batas kemampuannya menampung.

Sungguh malu hatinya, kehebatan ilmu dan pengalaman hidup dirinya tidaklah seberapa dibanding Pendeta yang baru saja di temuinya.   

Tanpa kata, professor termuda itu pergi meninggalkan gubug bambu itu.  Berjalan menyusuri jalanan kecil menembus perbukitan hingga akhirnya kembali ke kehidupan mapan Negeri Paman Sam.

Kira-kira, apa makna yang bisa diambil dari cerita di atas?

-          Kalau menuntut ilmu harus mengosongkan isi otak dulu

-          Kalau mau belajar harus mau menerima pendapat orang

-          Kalau mau belajar jangan sok pintar

-          Orang yang sederhana bisa saja jauh lebih pintar dari kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun