Mohon tunggu...
Dino Fitriza
Dino Fitriza Mohon Tunggu... profesional -

Simple and easy

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dampak Pencemaran CO2 Terhadap Hewan dan Tumbuhan Serta Keadaan Terburuk yang Dapat Terjadi di Masa Depan

26 September 2014   21:50 Diperbarui: 4 April 2017   17:00 2348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pemanasan global memberikan efek yang sangat besar terhadap tumbuhan dan hewan. Pemanasan terus terjadi dengan cepat. Akibat ulah manusia, ekosistem dan habitat tumbuhan dan hewan dapat berubah dengan cepat. Hal-hal yang biasanva terjadi selama periode geologis (beribu-ribu tahun) sekarang terjadi dalam waktu seumur manusia saja.

Makhluk hidup akan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang dialaminya. Beberapa adaptasi dan perubahan perilaku yang dilakukan oleh tumbuhan dan hewan terhadap perubahn iklim telah menarik perhatian para ilmuwan. Setiap spesies hanya dapat mentolerir kondisi lingkungan pada kisaran tertentu. Faktor fisika atau kimia yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat membatasi atau mencegah pertumbuhan populasi. Perubahan lingkungan dapat mempengaruhi jumlah dan macam spesies yang ada pada suatu daerah tertentu. Hal ini kerapkali dapat membentuk suatu komunitas yang lebih kompleks.

Perubahan jadwal tumbuhan berbunga

Tanaman biasanya berbunga pada musim semi. Musim semi selama 50 tahun terakhir datang lebih awal dari biasanya. Saat ini banyak tanaman di Eropa berbunga beberapa minggu lebih cepat daripada 50 tahun yang lalu. Hal ini, berkaitan erat dengan perubahan musim yang terjadi.

Berubahnya waktu migrasi hewan

Hewan melakukan migrasi untuk beradaptasi menghindari keadaan lingkungan yang merugikan kehidupan mereka. Pola migrasi ini sangat dipengaruhi oleh suhu dan musim. Contoh yang menarik tentang berubahnya waktu migrasi hewan adalah, burung layang-layang di Amerika Utara bermigrasi ke Utara pada musim semi 18 hari lebih cepat dibandingkan 35 tahun yang lalu.

Berubahnya Habitat

Sebuah studi terhadap 35 Species kupu-kupu yang tidak melakukan migrasi di Eropa menunjukkan bahwa dua pertiga dari spesies ini telah berpindah 32 hingga 240 km ke arah utara ke tempat yang lebih sejuk. Beberapa hewan atau tumbuhan dapat bertahan hidup dengan berpindah ke daerah lintang yang lebih besar atau ke daerah yang lebih tinggi untuk mendapatkan daerah yang lebih sejuk. Saat ini, hewan dan tumbuhan tidak hanya hidup di bumi yang lebih panas, tapi juga harus bersaing dengan 7 milyar lebih manusia di bumi.

Hewan-hewan kawin lebih awal daripada kebiasaan mereka

Proses kawin pada beberapa hewan sangat dipengaruhi oleh suhu. Hewan tertentu hanya dapat kawin pada suhu tertentu pula. Naiknya suhu bumi telah mempengaruhi perilaku perkawinan hewan. Burung-burung di Inggris, kawin 9 hari lebih cepat daripada yang mereka lakukan pada pertengahan abad 20. Beberapa jenis Katak kawin tujuh minggu lebih cepat.

Menyebarnya penyakit dan naiknya serangan hama

Naiknya permukaan air laut dapat menyebabkan terjadinya banjir. Banjir meningkatkan resiko serangan kolera, thypus, disentri dan diare. Hujan yang lebih banyak dapat memicu terjadinya wabah demam berdarah. Gagal panen karena banjir meningkatkan resiko malnutrisi terutama pada negara sedang berkembang.

Meningkatnya migrasi burung, atau serangga sering membawa penyakit yang sebelumnya jarang ditemui di suatu daerah lain. Wabah Flu Burung yang sempat melanda Asia di awal dekade 2000 disebabkan oleh burung yang melakukan migrasi. Migrasi serangga seperti belalang, atau kumbang seringkali menjadi hama yang menyebabkan gagal panen di benua Afrika, Asia, dan Amerika.

Terumbu karang mati dan memutih

Peningkatan suhu air laut telah merusak terumbu karang. Saat ini banyak terumbu karang yang mati. Alga pada terumbu karang menghilang, menyebabkan terumbu karang mengalami pemutihan. Terumbu karang yang rusak berarti hilangnya habitat untuk hewan-hewan laut untuk berkembang biak dan bertelur. Pada tahun 1998, 16% terumbu karang mengalami kematian dan pemutihan.

Menghilangnya Amfibi

Perkembangbiakan amfibi seperti Kura-kura, Buaya, Katak sangat di pengaruhi oleh suhu. Jenis kelamin Kura-kura dan Buaya sangat dipengaruhi oleh suhu pada masa pengeramannya. Pada suhu pengeraman tertentu, jenis kelamin bayi buaya atau kura-kura akan menjadi jantan, sedangkan jika terlalu dingin atau terlalu panas jenis kelaminnya akan menjadi betina. Saat ini, terjadi Gender Gap pada amfibi dimana betina Iebih banyak. Hal ini, disebabkan oleh pada saat pengeraman suhu inkubator lebih tinggi daripada biasanya. Adanya Gender Gap ini dapat mengancam kelangsungan hidup spesies-spesies Amfibi.

Berkurangnya spesies dan jumlah hewan dalam suatu koloni

Pemanasan global mempengaruhi perilaku hewan dan tumbuhan. Jika merujuk ke teori Charles Darwin, sekarang hewan atau tumbuhan tidak cukup hanya dengan adaptasi dan evolusi untuk bertahan hidup, tapi harus melakukan REVOLUSI untuk dapat bertahan hidup. Sayangnya hewan dan tumbuhan tidak memiliki kemampuan adaptasi sehebat manusia. Beberapa spesies tidak memiliki cukup waktu untuk dapat beradaptasi dan akhimya mengalami kepunahan. Beberapa spesies bereaksi berbeda terhadap perubahan suhu. Dalam suatu populasi kemampuan adaptasi tiap individu tidak sama. Beberapa individu gagal beradaptasi, sehingga suatu populasi sekarang mengalami pengurangan jumlah yang sangat besar. Perilaku kawin beberapa hewan juga sangat dipengaruhi oleh suhu. Hewan dan tumbuhan membutuhkan suatu kisaran suhu tertentu (Suhu optimum) untuk dapat hidup dan berkembang biak. Tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Keadaan terburuk yang dapat terjadi pada masa depan

Apabila keadaan ini terus dibiarkan, maka suatu saat nanti bumi akan tidak dapat lagi menampung semua pencemaran dan kerusakan yang terjadi. Diperkirakan, pada 2100 nanti. lebih dari 100 juta orang akan kehilangan tempat tinggal karena naiknya permukaan air laut. Suhu akan terus naik dan menyebabkan punahnya banyak spesies di bumi.

Kita tentunya tidak mau, jika penebangan hutan terus terjadi, pembakaran bahan bakar fosil meningkat hingga nanti suatu saat anak cucu kita harus menggunakan masker untuk dapat bertahan hidup. Kita tentunya tidak mau meninggalkan sesuatu yang buruk untuk generasi masa depan. Kitalah yang akan menentukan lingkungan seperti apa yang akan kita wariskan pada anak cucu kita nantinya.

Apa yang dapat kita lakukan untuk mengurangi dampak terburuk yang mungkin terjadi

Saat ini, lebih dari 50% hutan dunia berada di Negara sedang berkembang. Kerugian akibat perubahan iklim sangat dirasakan oleh Negara di seluruh dunia, terutama negara maju industri. Negara maju dapat membantu negara sedang berkembang untuk konservasi lingkungan, termasuk untuk perlindungan hutan. Karena, penebangan hutan oleh negara sedang berkembang digunakan untuk memicu pertumbuhan ekonomi mereka dan untuk membayar utang mereka kepada negara donor. Jika, uang yang didapat dari penebangan hutan yang seharusnya digunakan untuk membayar utang pada negara maju dapat ditukarkan dengan biaya konservasi lingkungan tentunya akan memberikan suatu solusi yang sama-sama menguntungkan (win-win solution).

Tidak mudah untuk dunia yang begitu tergantung kepada bahan bakar fosil ini untuk mengurangi emisinya. Meskipun telah ada Kyoto Protocol semuanya ini tidak akan cukup. Perlu ada suatu mekanisme kontrol terhadap pengeksloitasian bahan bakar fosil. Perlu dicari suatu bentuk sumber energi Baru yang ramah lingkungan dan terbarukan, seperti penggunaan tenaga surya, tenaga air, tenaga angin, dan sebagainya. Sumber energi ini dapat mengurangi emisi CO2 ke atmosfer.

Menggalakkan penggunaan teknologi Hibrida untuk kendaraan bermotor. Teknologi hibrida dapat menekan emisi CO2 hingga hampir 90%.

Mengubah perilaku kita sebagai manusia dalam mengkonsumsi dan menggunakan bahan bakar. Manusia dan perilaku konsumsi kita berkontribusi besar terhadap meningkatnya emisi CO2 dan perubahan iklim.

Kita perlu menyadari bahwa, tidak ada suatu populasi yang dapat terus tumbuh tak terbatas. Suatu populasi suatu saat akan mengalami kejenuhan. Kita tentunya tidak ingin mengalami percepatan terjadinya kejenuhan tersebut karena ulah kita sendiri. Kita harus menyadari bahwa, apabila kita harus mengubah alam untuk mernenuhi kebutuhan dan keinginan kita, kita harus memilih metode yang paling sedikit menimbulkan kerusakan atau bahaya bagi kita dan makhluk lainnya, saat ini dan masa mendatang.

Kita juga dapat mengurangi konsumsi bahan bakar secara berlebihan, mengurangi penggunaan kendaraan tua yang tidak layak pakai dan boros bahan bakar. Cara ini juga dapat dilakukan saat ini, ketika teknologi ramah lingkungan masih mahal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun