Mohon tunggu...
dini yurindianasari
dini yurindianasari Mohon Tunggu... Lainnya - Masiswa Fakultas Pertanian Universitas Jember

Mahasiswa Pertanian program Studi Penyuluhan Pertanian Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Financial

Melemahnya Ekonomi Pedagang Beras di Kecamatan Asembagus

26 April 2020   13:03 Diperbarui: 26 April 2020   12:57 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Dua bulan belakangan ini, Indonesia sedang melakukan gerakan #dirumahaja akibat maraknya Virus COVID-19.  Apa yang di maksud Trend tersebut? Apakah berdampak baik atau buruk bagi perekonomian indonesia terutama dalam bidang pertanian? . perekonomian Indonesia pasti akan terdampak pada gerakan tersebut. Sebagian masyarakaybindonesia yang berpenghasilan petani mungkin akan sangat keberatan pada kebijakan kerja dirumah, tetapi mereka tidak punya pilihan lain karena dunia sedang tidak baik - baik saja.

Bagi masyarakat kota yang notabennya bekerja perusahaan - perusahaan atau sebagai pekerja industri kebijakan ini tidak terlalu memberatkan karena ekonomi mereka akan tetap mengalir. Beda halnya dengan yang ada di desa - desa yang menaruh hidup mereka dengan harus bekerja diluar tanpa adanya sokongan uang dari tempat mereka bekerja. Pekerjaan seperti petani, pedagang, dan peternak yidak akan mendapatkan hasil jerih payah mereka jika tidak bekerja secara langsung. Salah satu pekerja yang tetap bekerja di luar walaupun sedang dalam kebijakan #dirumahaja yang bekerja sebagai pedagang beras bernama Feri (43) mengungkapkan bahwa pandemi virus COVID - 19 benar - benar menurunkan penjualan mereka. Walaupun hal ini awalnya berdampak baik karena masyarakat berbondong - bondong memesan beras mereka untuk persediaan rumah tangga tetapi di akhri mereka mulai merasa khawatir karena mulai kekurangan pasokan beras. Petani memutuskan untuk berhenti sejenak dalam menanam padi dan itu membuat mereka kehilangan pemasok beras mereka padahal permintaan sedang tinggi.

               Feri Susanto yang berusia 43 tahun yang tinggal di Desa Asembagus Kabupaten Situbondo ini mengatakan bahwa  Virus Corona berdampak baik dan buruk bagi perekonomian keluarganya. Saat awal diberitakannya virus corona ia mendapat banyak sekali omset besar -- besaran dari para pembeli tetapi hal tersebut menjadi kekhawatiran untuknya karena petani malah berhenti untuk memasok hasil produksi mereka. Setelah ada pemberitahuan dari pemerintar tentang diperbolehkannya petani untuk tetap bertani agar pasokan pangan tetap berjalan ia mulai bernafas lega karena mulai bisa mencari pemasok beras dan tidak kekurangan konsumen.

Saat awal pandemi Virus Corona, bapak Feri mendapatkan keuntungan sebesar Rp.6.545.000. tetapi saat pendemi corona mulai meningkat ia malah  mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 5.635.000 karena kekurangan pasokan beras. Bapak Feri berharap pemerintah juga memperhatikan orang -- orang yang bekerja sepertinya agar ekonominya tidak terus menurun. Beliau juga berhapat bahwa pandemi virus corona dapat segera selesai agar ia juga dapat bekerja dengan tenang tanpa takut tertular dengan virus ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun