Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, Kemendikbudristek resmi meluncurkan program-program inovatif yang salah satunya adalah Kampus Mengajar.Â
Program ini telah resmi diluncurkan pada 9 Februari 2021 sebagai program yang mengharuskan para mahasiswa dari berbagai latar pendidikan untuk belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan dengan cara terjun langsung ke sekolah-sekolah, khususnya sekolah yang berada pada wilayah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal).
Dengan demikian, mahasiswa sebagai agen perubahan atau agent of change diharapkan akan membantu meningkatkan kualitas pendidikan di jenjang SD dan SMP khususnya pada bidang literasi dan numerasi.
Setelah program Kampus Mengajar Perintis dan Kampus Mengajar angkatan 1 telah terealisasi dan berjalan dengan sukses di seluruh wilayah Indonesia, Kemendikbudristek dengan dukungan LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) dan Kementerian Keuangan meluncurkan kembali program Kampus Mengajar angkatan 2 yang masa tugasnya yaitu dari 2 Agustus -- 17 Desember 2021.
Program lanjutan ini ditujukan untuk membantu peningkatan kualitas pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berakreditasi B atau C di seluruh Indonesia serta memberikan solusi bagi sekolah yang terdampak pandemi khususnya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Ada sekitar 22.000 mahasiswa dari seluruh Indonesia yang disebar ke 3.400 SD dan 375 SMP di 491 kabupaten dan kota.
Salah satu sekolah sasaran yang terpilih adalah SDN Pasanggrahan 1 yang berada di Desa Pasanggrahan RT 021/ RW 007 Kecamatan Kasomalang Kabupaten Subang, Jawa Barat. Tim Kampus Mengajar yang ditempatkan di SD tersebut beranggotakan enam orang yang berasal dari dari Perguruan Tinggi dan Program Studi yang berbeda-beda.
Dalam pelaksanaannya, tim mahasiswa berfokus kepada peningkatan kemampuan literasi, numerasi, adaptasi teknologi, serta administrasi sekolah. Ada beberapa kegiatan inovatif yang berhasil dilakukan oleh para mahasiswa kampus mengajar angkatan 2 SDN Pasanggrahan 1 ini, diantaranya :
1. Aspek Pembelajaran
- Mengajar / mendampingi guru dalam proses pembelajaran (Pembelajaran tematik, literasi, dan numerasi)
Mengingat keterbatasan sarana dan prasarana ketika proses pembelajaran dilaksanakan secara full online, maka kegiatan pembelajaran pun dilakukan secara tatap muka terbatas di madrasah terdekat serta beberapa lokasi yang telah ditentukan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang ada. Tim membantu guru dalam proses pembelajaran dengan menyelenggarakan beberapa kegiatan interaktif dan menyenangkan bagi anak.
- Tambahan Pembelajaran Bahasa Inggris "English Week"
Keterbatasan kemampuan anak dalam mengenal bahasa asing membuat tim tergerak untuk melaksanakan kegiatan ini dengan inti kegiatan memberikan pengalaman belajar kosa kata dasar bahasa Inggris bagi anak dengan menggunakan metode bermain.
- Pembelajaran mencintai produk halal "Introduce halal industry"
Kegiatan ini dilaksanakan khusus di kelas 1 dengan tujuan memperkenalkan definisi "halal" dan membuka wawasan baru bagi siswa akan pentingnya mengkonsumsi makanan halal. Implementasi pembelajaran yaitu dengan cara anak mewarnai sketsa halal food dan halal tourism.
- Pembelajaran dasar pertanian dan perilaku hidup sehat "Agriculture Learning Fun"
Para mahasiswa mengenalkan pendidikan dasar pertanian dan memberikan pengalaman belajar dengan praktek langsung. Kegiatan ini hampir sama dengan kegiatan gathering dengan memanfaatkan  potensi yang ada di sekolah.
- Pembelajaran kecakapan hidup "Fun Cooking"
Melakukan praktik memasak sederhana yaitu membuat kue bola-bola coklat secara berkelompok dengan tujuan mengembangkan kemampuan motorik dan mengasah kepekaan indera pada anak.
- Pembelajaran "Fun Basic Accounting"
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar anak dapat mengetahui dan memanfaatkan ilmu terkait dasar-dasar akuntansi dengan cara yang sederhana. Selain itu, dalam pelaksanaan dan penyampaiannya dilakukan dengan cara bermain.
- Pembelajaran interaktif menggunakan Wordwall dan Learningapps
Mengenalkan siswa pada media pembelajaran berbasis online agar pembelajaran tidak lagi monoton dan lebih bervariatif. Materi yang diberikan adalah seputar yang ada dalam buku tematik dengan penyajian memanfaatkan website tersebut sebagai instrumen evaluasinya.
2. Adaptasi Teknologi
- Sharing ITÂ (Google dan Kahoot)
Kegiatan dilakukan dengan memberikan penjelasan umum terkait fitur yang ada di Google dan penggunaan Kahoot kepada siswa guna menambah pengalaman dan pengetahuan terkait hal tersebut.
- Sosialisasi aplikasi dan website "AKSI"
"AKSI" adalah salah satu aplikasi yang disarankan oleh pemerintah untuk diuji cobakan di SD guna melihat sejauh mana kemampuan literasi dan numerasi anak. Kegiatan sosialisasi dan penerapannya pun turut dilakukan oleh tim mahasiswa dengan bantuan para guru dan kepala sekolah.
- ICT Class (Pengenalan Microsoft Office Word, Excel, dan Power Point)
Menjelaskan terkait gambaran Microsoft office secara umum serta praktek cara pengaplikasiannya.
3. Administrasi
- Memperbaiki administrasi perpustakaan
Memperbaiki sistem pengelolaan perpustakaan dan mengintegrasikannya ke dalam microsoft excel.
"Menciptakan alat permainan edukatif berbasis online dengan memanfaatkan website learningapps dan wordwall adalah salah satu fokus kegiatan yang saya lakukan disini, mengingat tingginya minat anak dalam belajar dan menggunakan alat-alat teknologi seperti laptop". Tutur Dini Fitriyanti selaku salah satu team Kampus Mengajar SDN Pasanggrahan 1 bidang koordinator pembelajaran.
Ketertarikan anak dalam menggunakan teknologi dan melakukan hal-hal baru membuat semua kegiatan yang diselenggarakan dan dirancang oleh tim mahasiswa berjalan dengan lancar dan sesuai harapan.Â
Selain itu, sikap terbuka dan semangat yang dimiliki para guru, serta siswa-siswi SDN Pasanggrahan 1 sangat membantu tim merealisasikan tujuan-tujuan dari diselenggarakannya program ini, yang salah satunya yaitu memberikan inspirasi dan motivasi belajar peserta didik serta mengenalkan keragaman budaya nusantara, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibawa mahasiswa.
"Saya sangat mengapresiasi program Kampus Mengajar ini dan berharap program Kampus Mengajar angkatan selanjutnya diikuti lebih banyak mahasiswa lagi dengan cakupan sasaran sekolah yang lebih luas, sehingga pemerataan pendidikan di Indonesia akan terwujud," jelas Dini.
Sumber : Tim SubPokja Kampus Mengajar. (2021). Buku Panduan Kampus Mengajar. Jakarta: Kemendikbudristek.