Mohon tunggu...
Dini Fadhilah
Dini Fadhilah Mohon Tunggu... Dokter - Residen Ilmu Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Muslim, Family-oriented, Passion in self development

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Cegah dan Atasi Asma: Napas Sehat dengan Nutrisi Tepat

2 Juli 2021   09:52 Diperbarui: 2 Juli 2021   10:04 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://weheartit.com/articles/348753011-tips-for-a-healthy-balanced-diet

Oleh : dr. Dini Fadhilah (Peserta PPDS-1 Ilmu Gizi Klinik FK UI) dan dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK 

Nutrisi merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Selain berperan dalam memenuhi kebutuhan tubuh untuk tumbuh dan berkembang, nutrisi juga bermanfaat dalam mencegah dan mengatasi berbagai kondisi penyakit; asma salah satunya. 

Asma merupakan penyakit pernapasan kronik yang ditandai dengan hiperreaktivitas dan peradangan saluran napas sehingga menyebabkan saluran napas menyempit dan menimbulkan gejala napas berbunyi (mengi), batuk, sesak, dan rasa berat di dada. Kondisi tersebut dipicu oleh pelepasan senyawa radang oleh sel imun tubuh terhadap zat penyebab alergi (alergen) seperti serbuk sari, bulu binatang, bahan tambahan pangan, atau jenis makanan tertentu. Hiperreaktivitas saluran napas juga dapat dipicu oleh polusi, udara dingin, stres emosional, dan berat badan berlebih.

Berdasarkan Global strategy for asthma management and prevention tahun 2019, penanganan asma secara umum bertujuan untuk mengendalikan gejala, menurunkan angka kekambuhan dan kematian akibat asma, serta meminimalisir efek samping dari obat-obat asma. Pengendalian gejala dapat dilakukan dengan menghindari alergen termasuk bahan makanan tertentu yang dapat memicu alergi, serta menjalankan pola hidup sehat yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Lalu, bagaimana peran nutrisi dalam mencegah dan mengatasi asma? Menurut jurnal berjudul The role of nutrition in asthma prevention and treatment yang ditulis oleh Alwarith J dkk, kandungan nutrisi yang penting dalam pengendalian asma terutama terdapat pada bahan makanan yang mengandung antioksidan, anti peradangan, serta yang memiliki efek meningkatkan daya tahan tubuh. Berikut kandungan nutrisi yang berperan dalam mencegah dan mengatasi gejala asma.

Vitamin C  berfungsi melembapkan  permukaan saluran napas, menangkap radikal bebas, meningkatkan kekebalan tubuh, serta mengurangi peradangan sehingga dapat mencegah terjadinya penyempitan saluran napas. Kandungan vitamin C yang tinggi dapat diperoleh dari  jambu biji, kiwi, paprika, stroberi, jeruk, pepaya, brokoli, dan tomat.

  • Vitamin E

Sumber bahan makanan tinggi vitamin E seperti kacang tanah, kacang almond, kacang mete, kuaci, bayam, asparagus, dan minyak nabati (minyak zaitun, kanola, minyak flaxseed) berfungsi sebagai antioksidan yang dapat menangkap radikal bebas. Selain itu, bahan makanan dengan kandungan vitamin E juga dapat mengurangi peradangan sehingga dapat mencegah penyempitan saluran napas pada penderita asma.

  • Beta karoten

Beta karoten juga berperan sebagai antioksidan. Kandungan beta karoten tinggi dapat ditemukan pada bahan makanan berwarna jingga atau kuning tua seperti jeruk, wortel, tomat, mangga, dan labu. Makanan yang banyak mengandung beta karoten dapat mencegah, menghambat, dan memperbaiki kerusakan saluran napas pada kondisi asma.

  • Vitamin D

Penderita asma cenderung memiliki kadar vitamin D rendah di dalam darah. Kekurangan vitamin D sering dikaitkan dengan keparahan asma. Sekitar 80% vitamin D dapat dibentuk sendiri oleh tubuh dari bawah kulit yang terpapar oleh ultraviolet B dari sinar matahari langsung. Sekitar 20% vitamin D juga dapat diperoleh dari asupan bahan makanan sumber vitamin D seperti ikan tuna, salmon, makerel, udang, hati sapi, telur, mentega, serta susu dan yogurt yang difortifikasi vitamin D.

Menurut McKenzie RL dkk dalam jurnalnya yang berjudul UV radiation: balancing risks and benefits, hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh manfaat optimal dari paparan sinar matahari langsung agar tubuh dapat memproduksi vitamin D adalah ultraviolet index (UV index) sesuai waktu dan lokasi, warna kulit, serta bagian tubuh yang terpapar. Bagi seseorang di wilayah Jakarta yang berkulit sawo matang, jika berjemur dengan wajah, lengan, dan kaki terbuka, maka ia membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit di pukul 09.00-10.00 pagi (UV index 3-4) untuk memperoleh 1000 IU vitamin D. Waktu berjemur lebih lama dibutuhkan jika UV index lebih rendah, warna kulit lebih gelap, serta bagian tubuh terpapar lebih sedikit. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.28 Tahun 2019, Angka Kecukupan Gizi  vitamin D untuk orang dewasa adalah 600 IU per hari.  Vitamin D tersebut dapat memperbaiki otot polos saluran napas, memperbaiki fungsi paru, meningkatkan kekebalan tubuh  dan mengurangi peradangan pada penderita asma.

  • Omega-3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun