Mohon tunggu...
Dinda Zuana Nasution
Dinda Zuana Nasution Mohon Tunggu... Mahasiswa

Kesenian adalah keindahan tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Seni

Festival Kampung Cempluk Ke-15 : Menanam Harapan, Merawat Budaya Lewat Tema Nandur Jeruk

11 Oktober 2025   16:49 Diperbarui: 11 Oktober 2025   16:49 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Festival Kampung Cempluk, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang  (Sumber: Foto Penulis))

Malang, 10 Oktober 2025 -- Warga Kampung Cempluk, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, kembali merayakan tradisi tahunan dalam Festival Kampung Cempluk ke-15. Mengusung tema "Nandur Jeruk", festival ini berlangsung selama beberapa hari dan menampilkan berbagai pertunjukkan seni dari anak-anak hingga dewasa. Acara ini diadakan sebagai bentuk pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi lokal, yang melibatkan warga, seniman, serta pemerintah daerah.

Festival Kampung Cempluk telah menjadi rutinitas tahunan selama 15 tahun terakhir, menghadirkan semangat kebersamaan dan kreativitas masyarakat desa. Acara ini diadakan 4 hari dari tanggal 6-11 Oktober 2025 dimana setiap tahun dan harinya menampilkan judul, pertunjukkan, dan konsep berbeda. "Tema Nandur Jeruk terasa simbolis menanam harapan, menumbuhkan kebersamaan, dan memanen kreativitas." Ujar Niken Dwi, salah satu panitia pelaksana Festival Kampung Cempluk 2025.

Bahkan, Kementerian Kebudayaan pernah menjalin kerja sama dengan panitia dalam upaya mengembangkan potensi kampung berbasis budaya. Kehadiran instansi pemerintah ini menunjukkan bahwa Festival Kampung Cempluk telah menjadi model pemberdayaan masyarakat berbasis tradisi yang diakui secara nasional.

(Pertunjukkan Band Di Festival Kampung Cempluk (Sumber: Foto Penulis))
(Pertunjukkan Band Di Festival Kampung Cempluk (Sumber: Foto Penulis))

Pada hari pertama, panggung diisi oleh tarian anak-anak hingga remaja, memperlihatkan kekayaan gerak dan warna-warni kostum khas Malangan. Malam-malam berikutnya diisi oleh berbagai kelompok seni tradisi, hingga penutupan diwarnai oleh musik band dan pertunjukan bantengan yang selalu menjadi puncak antusiasme warga. Pertunjukan yang ditampilkan bukan hanya hiburan, tetapi juga refleksi tentang pentingnya merawat tanah dan budaya secara beriringan.

Sebagai ajang yang telah bertahan selama lebih dari satu dekade, Festival Kampung Cempluk membuktikan bahwa pelestarian budaya dapat berjalan beriringan dengan pemberdayaan masyarakat. Semangat gotong royong, kreativitas, dan cinta kampung menjadi fondasi utama keberlanjutannya. "Festival ini seperti panen kreativitas warga. Setiap tahun selalu ada hal baru, tapi tetap berakar pada nilai-nilai tradisi kampung,"ungkap salah satu penonton, Eko Prasetyo, warga setempat yang rutin hadir sejak awal penyelenggaraan.

Keberhasilan penyelenggaraan Festival Kampung Cempluk 2025 mendapat apresiasi luas dari pengunjung dan komunitas seni di Malang Raya. Selain menjadi ruang ekspresi seni, acara ini juga menjadi model kolaborasi budaya dan ekonomi rakyat.
Dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, diharapkan festival ini dapat terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi kampung-kampung lain di Nusantara. (Dinda Zuana Nasution, Prodi Pendidikan Seni Tari dan Musik, Universitas Negeri Malang)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun