Mohon tunggu...
Dindarhmwt
Dindarhmwt Mohon Tunggu... -

give something for your around

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

“Alay” Itu Wajib Jika Ingin Sehat dan Berkreasi

2 Desember 2014   06:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:17 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sekarang ini orang hidup itu serba salah. Terutama jika kita melihat dan mengikuti budaya anak remaja di Indonesia. Kosakata yang sangat sering digunakan baik kalangan anak-anak, remaja, maupun dewasa adalah kata “kacang”. Jika ada salah seorang teman yang tidak di gubris, kita sering biasa bilang “kacang-kacang” nah loh, darimana coba, apa pula hubungan “kacang” dengan dicuekin?. Ya mungkin ya, kalo menurut interpretasi saya sendiri, “kacang” itu bermula dari orang-orang penjual kacang, tahu, atau minuman yang biasanya sering menjajakan barang dagangannya ketika traffic light sudah berwarna merah, sambil berkata ”kacang-kacang, kacang-kacang” dan ternyata para rider-rider kendaraan bermotor itu malah gak menggubris si tukang kacang itu, dan alhasil muncullah kata “kacang” yang berarti dicuekin, sekedar intermezo guys.

Tapi, kali, bukan itu topic utama kita. Saya lebih suka membahas tentang “alay”, “lebay”. Ada yang bilang “alay” singkatan dari Anak Layangan. Apa coba maksudnya. tapi menurut kamus bahasa saya sendiri, “alay” merupakan julukan bagi orang yang dianggap punya ekspresi atau tindakan berlebihan. Tapi sejak kedua kata itu menjamur dalam tata bahasa dan menjadi konsumsi public yang akhirnya menjadi budaya masyarakat, tanpa sadar hal tersebut menjadikan anak muda bangsa ini takut untuk berkreasi. Mengapa begitu? Contoh kecil saja, ketika saya sedang tidur, dan tanpa sadar saya mendengkur, ada salah seorang yang mengatakan “wih, orang ini tidur aja lebay, apa lagi gak tidur”. Nah loh, padahal mendengkur pun adalah sesuatu hal yang tanpa sadar saya lakukan, tapi sudah ada yang mengatakan “lebay”. Bagaimana saya bisa melihat, jika mungkin kedipan mata saya saja dianggap berlebihan. Tanpa sadar manusia membatasi ruang geraknya sendiri. banyak yang takut malu atau takut dianggap “lebay” jika ingin mengekspresikan sesuatu. Ingin bercerita saja mikir dulu, ingin curhat saja mikir dulu, karena takut di bilang “lebay”. Ada orang senang dianggap “lebay, ada orang menangis dibilang “lebay”. Bagaimana kita bisa menghasilkan suatu karya jika satu gerakan saja sudah dianggap berlebihan. Dan bukankah ekspresif itu lebih baik daripada tidak ekspresif. Bayangkan saja jika suatu pertunjukan StandUp Comedy yang di tonton oleh banyak orang di studio dimulai, dan ketika salah satu finalis mempertontonnkan aksi gokil dan nglucunya tapi penonton hanya senyum sinis tanpa ekspresi alias innocent. Sakitnyaa tuhh disiiniiii.

Kenapa ekspresi atau emosi datar lebih buruk daripada ekspresif? Yah, taukah anda jika kedataran afeksi (affective flattening) merupakan salah satu symptom negative dari beberapa symptom negative lain yakni Alogia dan Avolisi yang masuk dalam kategori symptom skizofrenia. Bagi yang belum tahu, skizofrenia merupakan gangguan dengan serangkaian symptom yang meliputi gangguan konteks berfikir, bentuk pemikiran, presepsi, afeksi, sense of self, motivasi, perilaku, dan fungsi interpersonal (Halgin, 2010), contoh orang-orang dengan skizofrenia yakni pasien-pasien yang ada di RSJ. Untuk affective flattening atau kedataran afeksi merupakan ketidak responsifan seorang individu dengan bahasa tubuh yang relative tanpa gerak, rekasi wajah, dan kontak mata yang minimal. Sedangkan Alogia merupakan kehilangan kata-kata atau kekurangan spontanitas atau kepekaan dalam pembicaraan. Untuk Avolition meliputi kurangnya inisiatif dan ketidakmampuan untuk bertindak. Nah, beberapa symptom negative tersebut merupakan symptom skizofrenia. Adapun cirri-ciri lain orang dengan skizofrenia mengalami anhedonia, yakni hilangnya ketertarikan atau kemampuan untuk merasakan kesenangan atau aktivitas yang bagi banyak orang sangat menarik.

Nah kan, mau dikatakan aneh aliah orang dengan skizofrenia?. Selain dapat membuat komunikasi yang lebih baik, dengan gaya yang ekspresif dan latihan untuk responsive, setidaknya kita telah mencegah salah tiga dari simpton negative yang merupakan karakteristik symptom skizofrenia untuk hinggap pada diri kita. Mulai belajar berekspresi, menjadi responsive, jadikan “ke-alay-an” anak jaman sekarang sebagai sebuah pacuan yang mampu mengilhami ide-ide baru dan terus berkreasi tanpa takut salah, malu, atau, takut dengan kritikan, karena kesalahan adalah awal dari sebuah keberhasilan jika kita mau berbenah (:


Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun