Mohon tunggu...
Dinda Mayang Saputri
Dinda Mayang Saputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menggelorakan Semangat Juang Pendidikan Ki Hajar Dewantara!

3 Januari 2023   09:12 Diperbarui: 3 Januari 2023   09:49 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Koreksi Penilaian Akhir SemesterProgram Kampus Mengajar Angkatan 1 di SD Negeri Sawojajar 1, Kec. Takeran, Kab. Magetan (2021)/Dok pribadi

Soewardi Surjaningrat atau yang lebih dikenal Ki Hajar Dewantara merupakan salah satu tokoh penting Indonesia yang berjasa untuk memajukan pendidikan di tanah air. Beliau merupakan tokoh pelopor serta pendiri Taman Siswa dan menjadi menteri Pendidikan dan Kebudayaan pertama Indonesia. Ki Hajar Dewantara juga dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Untuk menghormati jasanya di dunia pendidikan, pemerintah pun menetapkan Hari Pendidikan Nasional atau HARDIKNAS setiap tanggal 2 Mei.

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan merupakan suatu proses pembudayaan sebagai usaha dalam memberikan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Upaya pendidikan yang dapat dilakukan dengan sikap dikenal dengan teori trikon yaitu kontinu, konsentris dan konvergen. Kontinu artinya pendidikan di Indonesia harus dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan. Konsentris artinya untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia harus sesuai dengan kebudayaan serta nilai luhur bangsa yang ditanam dalam generasi muda. Konvergen artinya mengembangkan mutu pendidikan Indonesia agar setara dengan kualitas pendidikan yang maju di dunia barat.

Ki Hajar Dewantara, mengajarkan metode pendidikan sistem among, yaitu metode pengajaran sesuai dengan asih, asah dan asuh. hal ini sesuai dengan pendidikan yang dilaksanakan langsung dalam berbagai tempat yang diberi nama Tri Sentra Pendidikan, yaitu Alam Keluarga (Pendidikan Informal), Alam Perguruan (Pendidikan Formal) dan Alam Pergerakan Pemuda (Pendidikan Non Formal). Pasalnya Tri sentra tersebut menjadi inspirasi pendidikan di Indonesia dan ketiganya mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan, kepribadian dan tingkah laku anak. Keluarga, pihak sekolah, pemerintah maupun masyarakat merupakan stakeholder pendidikan yang memiliki peran penting dalam proses pendidikan

Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan harus bisa meningkatkan daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif) dan daya karsa (psikomotor). Ketiga daya tersebut harus tumbuh secara bersamaan tanpa ada yang dikesampingkan, karena menitikberatkan salah satu daya dapat menghambat perkembangan manusia.

Dokumentasi Penilaian Akhir Semester (PAS) Program Kampus Mengajar Angkatan 1 di SD Negeri Sawojajar 1, Kec. Takeran, Kab. Magetan (2021)/Dok pribadi
Dokumentasi Penilaian Akhir Semester (PAS) Program Kampus Mengajar Angkatan 1 di SD Negeri Sawojajar 1, Kec. Takeran, Kab. Magetan (2021)/Dok pribadi
  1. Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda  mempelajari topik ini?

a. Saya percaya bahwa setiap peserta didik adalah unik, mereka memiliki berbagai karakteristik yang beraneka ragam. Setiap anak tentunya memiliki kemampuan yang berbeda. Menjajaki berbagai jenjang pendidikan baik TK, SD, SMP, SMA maupun S1 membuat saya belajar mengenai banyak hal. Tidak hanya sekedar sedang belajar, tapi saya juga dalam proses pengamatan terhadap rekan sebaya. Yang pada akhirnya saya belajar untuk memahami mereka. Setiap peserta didik mungkin memiliki watak kerasnya masing-masing. Tapi dibalik semua itu, peserta didik memiliki pribadi yang putih. Ibarat kata, mereka adalah kertas kosong yang bersih. Itu sebabnya perlu adanya lukisan-lukisan dan goresan tangan untuk mewarnai kertas tersebut. Memperindah kertas kosong tersebut dan menjadikannya bermakna. Dalam hal ini, tugas saya adalah untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki. Apa yang saya diberikan kepada peserta didik adalah sebagai suatu paket ilmu pengetahuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Implementasi nya pun harus  dengan hati-hati, dalam menggoreskan pena tersebut tentu bukanlah hal yang mudah, saat salah dalam menggores, kadang goresannya akan menyakitkan dan terus membekas.

b. Selama ini, saya hanya berpikir bagaimana peserta didik saya bisa paham dengan materi-materi yang saya berikan dan dapat mengerjakan semua tugas dengan baik dan tentunya memperoleh nilai yang bagus. Jika peserta didik mendapat nilai pengetahuan yang memuaskan maka akan muncul predikat guru yang berprestasi dalam penilaian, jika hasil peserta didik kurang memuaskan akan berpengaruh kepada prestasi guru dalam mengajar. Untuk itu saya terus berusaha mencari metode yang terbaik dalam kegiatan belajar mengajar agar nilai anak memuaskan.

c. Sebelum mempelajari topik ini, saya beranggapan bahwa peserta didik harus memahami semua materi yang diajarkan dan mencapai pada batas KKM yang ditentukan sehingga target kurikulum dapat terpenuhi. Saya tidak begitu memperhatkan sikap, minat dan bakat yang dimiliki murid, saya menganggap semua memiliki kesamaan karena terfokus pada materi dan tugas yang diberikan serta harus diselesaikan.

Dokumentasi Pembelajaran di Kelas Program Kampus Mengajar Angkatan 1 di SD Negeri Sawojajar 1, Kec. Takeran, Kab. Magetan (2021)/Dok pribadi
Dokumentasi Pembelajaran di Kelas Program Kampus Mengajar Angkatan 1 di SD Negeri Sawojajar 1, Kec. Takeran, Kab. Magetan (2021)/Dok pribadi

        2.  Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun