Sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang terus berkembang seiring dengan meningkatnya aktivitas manusia. Kurangnya kesadaran dalam mengelola sampah menjadi salah satu faktor utama penyebab pencemaran lingkungan, yang berdampak pada kesehatan serta kualitas hidup. Oleh karena itu, edukasi mengenai pengelolaan sampah yang benar perlu ditanamkan sejak usia dini agar terbentuk kebiasaan positif dalam menjaga kebersihan lingkungan. Dalam upaya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sejak usia dini, mahasiswa KKN-T Internasional 2025 Universitas Alma Ata Yogyakarta melaksanakan program kegiatan Sampah Cerdas di Sanggar Belajar Srimuda. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kepada anak-anak pentingnya memilah sampah organik dan non-organik serta memahami dampak sampah terhadap kesehatan dan lingkungan.
Srimuda, 06 Oktober 2025, program kegiatan Sampah Cerdas diawali dengan sosialisasi mengenai pengertian dan dampak sampah terhadap lingkungan. Mahasiswa KKN-T Internasional 2025 Universitas Alma Ata Yogyakarta menjelaskan bahwa sampah adalah sisa kegiatan manusia yang sudah tidak terpakai lagi dan jika tidak dikelola dengan baik dapat mencemari lingkungan, menimbulkan bau tidak sedap, serta menjadi sarang penyakit. Anak-anak Sanggar Belajar Srimuda diajak berdiskusi ringan tentang contoh sampah yang sering mereka temui di rumah, sekolah, maupun di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Setelah itu, anak-anak diperkenalkan dengan prinsip utama pengelolaan sampah, yaitu prinsip 3R+1T meliputi Reduce, Reuse, Recycle, dan Think. Selain belajar memilah, anak-anak juga diajak memahami cara menerapkan prinsip 3R+1T dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengurangi penggunaan plastik dengan membawa botol minum sendiri, menggunakan kembali wadah bekas untuk keperluan lain, mendaur ulang sampah menjadi kerajinan sederhana seperti pot bunga dari botol bekas, serta berpikir sebelum anak-anak Sanggar Belajar Srimuda diajarkan bahwa menjaga kebersihan lingkungan dapat dimulai dari tindakan kecil yang dilakukan setiap hari, maka kita dapat membantu mengurangi volume sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Selanjutnya, anak-anak Sanggar Belajar Srimuda dikenalkan dengan penggolongan jenis-jenis sampah organik dan non-organik melalui penjelasan sederhana dan contoh nyata yang mudah mereka pahami. Mahasiswa menunjukkan berbagai contoh sampah yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari, seperti sisa makanan, kulit buah, daun kering, plastik, dan botol bekas. Dari kegiatan ini, anak-anak Sanggar Belajar Srimuda mulai memahami bahwa sampah organik berasal dari bahan alami yang dapat terurai dengan cepat, seperti sisa makanan, daun, dan kulit buah, sedangkan sampah non-organik berasal dari bahan buatan manusia yang sulit terurai, seperti plastik, kaca, logam, dan kertas. Untuk memperkuat pemahaman, mahasiswa mengajak anak-anak melakukan praktik langsung memilah sampah dengan menyiapkan dua wadah berbeda. Anak-anak Sanggar Belajar Srimuda tampak antusias saat mencoba memasukkan sampah sesuai jenis sampah yang didapatkan. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pemahaman, tetapi juga melatih kerja sama, tanggung jawab, dan kepekaan terhadap kebersihan lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI