Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang (UNNES) angkatan 2023, yaitu Rahma Nurhaliza, Sheika Putri Firliani, dan Dinar Intan Fadilah, berinovasi melalui program "Karsa Wayang" yang diterapkan di Panti Asuhan Rahmatan Lil Alamin 1 Semarang. Program ini mengusung pendekatan psikososial melalui seni tradisional wayang untuk membantu anak-anak panti mengembangkan kompetensi sosial-emosional mereka. Dalam pelaksanaannya, tim memadukan konseling kelompok dengan permainan peran menggunakan wayang hasil kreasi anak-anak, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, menyenangkan, dan bermakna.
Program ini dilaksanakan pada hari Minggu, 12 Oktober 2025 dan diikuti oleh 12 anak usia remaja dengan berbagai latar belakang kerentanan psikososial. Program "Karsa Wayang" dirancang berdasarkan kerangka teori kompetensi sosial-emosional dari Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) dan difasilitasi oleh tiga mahasiswa. Fasilitator pertama, Sheika Putri Firliani menyampaikan materi self-awareness menggunakan media poster yang menarik. Disini anak-anak diajak mengenali emosi dan kebutuhan diri mereka sendiri. Pada sesi ini dijelaskan apa itu self-awareness, manfaat yang didapat jika memiliki kesadaran diri yang diantaranya adalah rasa percaya diri dan kemampuan bersosialisasi, serta metode SADAR.
Sesi selanjutnya, terdapat sesi konseling kelompok dan pertunjukan wayang yang dipandu oleh Rahma Nurhaliza. Dalam sesi ini, anak anak membuat wayang sesuai karakter diri, lalu memainkannya dalam skenario konflik sehari-hari. Wayang digunakan sebagai media ekspresi untuk melatih self-management dan relationship skills, Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan modul yang telah disusun secara komprehensif, memungkinkan anak untuk mengelola emosi melalui karakter wayang, berlatih komunikasi efektif dalam menyelesaikan konflik, dan membangun empati melalui permainan peran.
Dari hasil tulisan refleksi, anak-anak menyampaikan apresiasi seperti "senang sekali jadi bisa belajar apa yang tadinya tidak mengerti" dan komitmen anak-anak untuk "menjadi lebih percaya diri dan berani tampil" menunjukkan keberhasilan program dalam menanamkan nilai-nilai sosial-emosional yang diusung. Respons positif seperti "dapat ilmu tentang apa itu peduli dan percaya diri" menjadi bukti nyata bahwa pesan kegiatan tersampaikan dengan baik. Antusiasme peserta juga terlihat dari komentar "seru, kakaknya sabar-sabar dan excited," yang menggambarkan suasana interaktif dan menyenangkan selama kegiatan berlangsung. Keterbukaan anak-anak dalam memberikan umpan balik ini sekaligus menegaskan terciptanya ruang aman bagi mereka untuk berekspresi, serta menjadi bahan refleksi berharga bagi penyempurnaan program di masa mendatang.
Program "Karsa Wayang" yang diinisiasi ketiga mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Semarang ini telah membuktikan bahwa pendekatan kreatif berbasis kearifan lokal mampu menciptakan dampak signifikan dalam pengembangan kompetensi sosial-emosional anak panti asuhan. Kolaborasi yang terstruktur antara ketiga mahasiswa dengan pembagian peran yang jelas berhasil menciptakan pengalaman belajar yang menyeluruh, mulai dari pengenalan diri hingga penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan program ini tidak hanya terlihat dari antusiasme peserta selama kegiatan, tetapi juga dari refleksi mendalam yang mereka tulis di akhir sesi. Inovasi ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda lainnya untuk turut berkontribusi dalam pengembangan psikososial anak-anak rentan melalui pendekatan yang kreatif, kontekstual, dan berkelanjutan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI