Mohon tunggu...
Dina Purnama Sari
Dina Purnama Sari Mohon Tunggu... Dosen -

There is something about Dina... The lovely one...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menulis Kreatif ala A.S Laksana

23 September 2015   10:01 Diperbarui: 24 September 2015   17:40 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Judul Buku: Creative Writing

Penulis: A.S Laksana

Penerbit: GagasMedia, 2013

 

Membaca "Creative Writing" yang ditulis oleh A.S Laksana bagaikan membaca buku petunjuk dengan guru yang sedang berhadapan langsung dengan pembacanya sebagai murid. Ya, hal itu diperkuat dengan diksi yang mengalir lancar, gaya penceritaan yang bersahabat, tips dan trik yang sederhana, plus realita yang pernah saya alami sebelumnya. Misalnya, writer block, sampaikan sekali saja dengan tepat, serta disiplin untuk menulis disela aktivitas sehari-hari. Selain itu, alasan lain yang pernah saya dengar dari orang lain yang berminat menjadi penulis, yaitu terkendala tidak memiliki komputer, kesulitan menulis di paragraf awal, dan ketidaksukaannya membaca. Jleb banget deh!

Ternyata, masih menurut A.S Laksana, menulis kreatif itu baik cerpen maupun novel tidak sesulit yang dibayangkan sebelumnya. Yaitu, cukup dengan perlu action, lalu tuliskan semua yang dibenak dan abrakabra! Selesai. Barulah pengeditan. Hal itu karena jika menulis diselingi dengan pengeditan maka prosesnya akan menyita waktu, tidak efisien dan tidak efektif. Jadi, tahap pertama adalah menuangkan isi pikiran dan tahap kedua adalah editing. Pisahkan keduanya. Jangan menulis dan mengedit saat bersamaan (hal. 31).

Hal lainnya adalah mengenai "Show, Dont Tell". Dengan pengungkapan yang lugas disertai dengan contoh serta cara menyampaikan kisah melalui "show, don't tell" ataupun "tell, don't show" itu sama baiknya. Keduanya dapat dipilih karena menulis cerita adalah seni merangkai adegan demi adegan, memusatkan penuturan dan memberi perhatian lebih pada bagian-bagian penting dan menuturkan secukupnya bagian-bagian kecil, tetapi dengan cara yang menarik (hal 46).

Terakhir, unsur intrinsik novel dan cerpen dijelaskan dengan renyah tanpa menggurui. Renyah karena diksi yang mudah dipahami disertai contoh petikan beberapa paragraf. Tanpa menggurui karena menulis itu pada hakikatnya adalah seni bukan sekadar bakat.

So, bagi calon penulis, penulis hobi, pengajar creative writing, atau pun penulis professional... buku "Creative Writing" ini layak dimiliki dan dijadikan koleksi. Tak hanya itu, buku ini juga bisa diterapkan dalam dunia nyata....

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun