Mohon tunggu...
Dina Mardiana
Dina Mardiana Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan penerjemah, saat ini tinggal di Prancis untuk bekerja

Suka menulis dan nonton film, main piano dan biola

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Buah-buahan Berkualitas Pencegah Hipoglikemia

25 Juli 2016   11:35 Diperbarui: 25 Juli 2016   12:00 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gejala hipoglikemia: tubuh gemetar, pusing, keringat dingin. (foto sumber: medicastore.com)

Selama berpuasa Ramadhan kemarin, apakah Anda sering mengalami keringat dingin mendadak, tapi tubuh tidak demam, badan gemetar dan jantung berdebar-debar? Hati-hati ya Kawan, karena sebagian dari gejala tersebut adalah reaksi hipoglikemia yang sedang menyerang tubuh Anda. Saya sendiri pernah mengalaminya tanpa saya sadari sewaktu puasa di hari pertama, meskipun tidak parah. Saya melakukan kegiatan fisik yang sebenarnya tidak terlalu melelahkan, namun karena saya jarang berolahraga, ketika saya menempuh perjalanan dengan berjalan kaki yang agak jauh: bolak-balik naik-turun tangga busway dan tangga kampus dari Salemba ke Atmajaya :D, tahu-tahu saja saya mengalami reaksi di atas. Dan sebalnya, karena saya sedang berpuasa, saya tidak bisa minum! (Ya mosok untuk hal seperti itu saja saya rela batal puasa, di hari pertama pula, he he...). Saat reaksi itu muncul, saya sempat diam dan berhenti sebentar sebelum melanjutkan perjalanan.

ilustrasi gejala hipoglikemia: tubuh gemetar, pusing, keringat dingin. (foto sumber: medicastore.com)

Saya baru tahu bahwa gejala tersebut disebut hipoglikemia, ketika ayah saya juga mengalami hal yang sama, namun dalam kadar yang lebih parah. Gula darahnya turun di bawah kadar gula darah normal orang berpuasa, yaitu antara 70-100 mg/dl. Sementara, kadar gula darah normal orang tidak berpuasa maksimal di bawah 200 mg/dl. Namun, ketika tidak berpuasa, kadar gula dara ayah saya bisa mencapai 300 mg/dl! Jadi, ayah saya memang penderita diabetes, namun orangnya tidak bisa diam. Meskipun berpuasa, ia masih melakukan aktifitas fisik yang berat yaitu memanjat dan menebang pohon untuk merapikan kebun di halaman depan rumah. Kalau saya sih, sudah keburu minum dan makan banyak kali ya jika harus melakukan aktifitas berat seperti itu :D. Lalu, karena ayah tetap kekeuh berpuasa hingga adzan maghrib, padahal gejala-gejala yang ditampakkan lebih hebat ketimbang saya, yaitu badan berkeringat dingin, kaki kiri kesemutan dan susah digerakkan. Hingga malam hari, ayah susah sekali untuk berjalan dan menggerakkan kaki kirinya, sampai-sampai esok harinya dilarikan ke rumah sakit, dan ternyata... ayah dinyatakan terkena stroke ringan oleh dokter! So, penyakit stroke pun ada berbagai macam penyebabnya, tidak melulu kolesterol atau darah tinggi.

Mengapa Terjadi Hipoglikemia?

Sebenarnya, hipoglikemia bukan suatu penyakit, melainkan reaksi tubuh seseorang yang mengalami penurunan kadar gula darah secara drastis. Jika kita terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang manis-manis mengandung gula, maka zat makanan tersebut terlalu cepat diserap oleh tubuh dan cepat diubah menjadi energi yang kita butuhkan untuk bergerak. Jika sedari pagi kita sudah bergerak heboh hingga siang, sementara zat yang diserap menjadi energi sudah habis, maka reaksi yang timbul ya itu tadi: kecapaian, jantung berdebar-debar, keringat dingin. Tubuh memberi seakan-akan memberi sinyal, "Woi, kasih aku energi lagi dong! Cadangan energi di tubuh sudah habis, nih!"

Maka itu, anjuran dokter dan alim ulama untuk makan sahur dengan makanan yang berat-berat (maksudnya mengandung karbohidrat seperti nasi, protein untuk lauknya dan sayur) serta hindari kopi, teh pada saat sahur jangan diremehkan. Kopi dan teh merupakan minuman yang mengandung zat diuretik, artinya bikin kita cepat pipis, dan risikonya ya cepat haus karena terlalu banyak cairan yang dikeluarkan. Sementara karbohidrat dibutuhkan untk cadangan energi selama berpuasa karena sifatnya yang lama diserap tubuh. Sebaliknya, pada saat berbuka justru disarankan dimulai dengan makanan yang manis-manis pun juga benar, karena perut yang sudah tidak diisi selama 12 jam bakalan 'kaget' dan 'meronta-ronta' jika langsung diisi dengan makanan yang berat-berat. Biasanya sih, reaksi yang langsung terasa adalah perut terasa begah dan cepat mengantuk meskipun masih jam berbuka.

Sejak mengalami gejala hipoglikemia itu, saya langsung benar-benar memperhatikan apa yang saya makan saat sahur dan saat berbuka. Terlebih lagi saya pernah masuk rumah sakit pada saat puasa Ramadhan tiga tahun yang lalu gara-gara salah makan juga, ha ha ha...

Penjelasan ahli gizi Dr. Pauline Endang MS, Sp GK tentang hipoglikemia dan pencegahannya pada acara Nangkring Sunpride Kompasiana, Sabtu 25 Juni 2016 di Swis Belhotel Kemang, Jakarta. (foto: dok.pribadi)

Menurut ahli nutrisi Dr. Pauline Endang MS, SP GK, untuk mencegah hipoglikemia, maka kebutuhan energi yang harus terpenuhi selama puasa adalah sebanyak 30 kcal/hari x Bobot Tubuh, dengan komposisi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun