Sampai-sampai, dia pernah agak bete ketika melihat muka saya nongol di depan pintu. Dia tanya, "Perlu dokumen apa lagi?" Hehehe. Tapi tetap saja dia bantu meski dengan wajah agak manyun.
Dengan dokter kepala inilah saya juga berdiskusi mengenai penyakit yang diderita kolega saya. Saya banyak bertanya, dan dokter pun memberikan penjelasan ilmiah yang bisa dipahami pikiran awam saya. Walaupun saya tidak bisa berlama-lama duduk di sana, karena pekerjaan dokter senior tentu bukan hanya mengurus kolega saya saja, haha. Hhm... saya merasa seolah-olah sedang kuliah kedokteran :).
Tidak terasa sudah hampir 1000 kata saya tuliskan untuk artikel ini. Yah, itu baru sebagian kecil dari banyak kenangan yang saya lalui selama berhari-hari mendampingi kolega di rumah sakit.
Oh iya, sebagaimana umumnya masyarakat di Eropa Barat, orang Prancis pun sangat menghargai waktu. Mereka punya jam kerja yang saklek. Jadi, kalau sudah bukan jam kerja, pintu ruang kerja pun sudah ditutup, baik dokter, sekretaris, maupun asisten, dan kita harus menunggu sampai keesokan harinya jika ingin bertemu.
Kalau ada keperluan yang dirasa darurat, cukup mendatangi perawat yang sedang berjaga. Perawat dan dokter jaga pun ada jam kerja masing-masing, dan sepanjang pengamatan saya, pekerjaan mereka digilir.
Misalnya hari Senin perawat A menangani pasien di Blok A lantai A, maka pada hari Selasa dia akan menangani pasien di Blok B lantai A, dan seterusnya.
Baiklah, saya cukupkan dulu cerita pengalaman saya di sini, berhubung sudah sore dan saya sudah kelamaan duduk. Jika ada elemen lain yang tiba-tiba muncul di kepala dan ingin saya tambahkan, mungkin akan saya buatkan artikel baru. Salam sehat! ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI