Mohon tunggu...
Dina Evi Rahmawati
Dina Evi Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tinjauan Kritis terhadap Pembunuhan: Pelanggaran Nilai-Nilai Pancasila dan Dampaknya terhadap Masyarakat

17 Mei 2024   07:55 Diperbarui: 17 Mei 2024   08:04 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pancasila, yang berperan sebagai dasar ideologi negara Indonesia, mencangkup serangkaian nilai-nilai fundamental yang berfungsi sebagai pedoman utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila menekankan pentingnya ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi dan keadilan sosial. Tindakan pembunuhan, yang merenggut nyawa seseorang, jelas merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai pancasila. Selama 4 tahun terakhir Polri mendata lebih 3.000 orang tewas karena dibunuh. Mereka menjadi korban pembunuhan dengan berbagai motif, seperti hubungan asmara, perampokan, dan masih banyak.

 Terdapat kasus yang  baru-baru ini viral lagi yaitu kasus pembunuhan Vina Cirebon 2016, kasus ini sempat tenggelam selama beberapa tahun, akan tetapi karena kisah pembunuhan Vina ditayangkan di bioskop dengan judul “Vina: sebelum 7 Hari” , kasus ini kembali naik. Kronologi kasus pembunuhan Vina ini disebabkan karena Vina menolak cinta dari Egi yang merupakan teman dari Eky (kekasih Vina). Kejadian terbunuhnya Vina bermula ketika Vina dan Eky (kekasih Vina)  sedang mengendarai motor bersama, tetapi dibelakang mereka terdapat segerombolan geng motor, salah satu dari anggota geng motor itu memukul kepala Eky dari belakang, sehingga motor yang dikendarai Eki terjatuh. Setelah Vina dan Eky terjatuh dari motor, geng motor tersebut ke tempat yang sepi, disaat itu juga pelaku melakukan penganiyaan terhadap korban hingga tewas.

Di lokasi tersebut, pelaku melakukan penganiyaan  terhadap korban hingga Eky meninggal ditempat, sedangkan Vina sempat diperkosa oleh para pelaku. Ketika Eky sudah tidak bernyawa dan Vina sudah tidak berdaya, pelaku membawa Eky (sudah tidak bernyawa) dan Vina di sebuah jembatan. Hal tersebut dilakukan agar keduanya seperti korban kecelakaan. Singkatnya, ketika Vina dibawa kerumah sakit, Vina masih dalam keadaan bernyawa dan kondisi Vina sangat memprihatinkan, ada banyak noda darah di beberapa bagian tubuhnya. Akan tetapi beberapa saat kemudian Vina menghembuskan nafas terakhinya (pernyataan dari kakak kandung Vina). Ada 8 pelaku yang sudah tertangkap, namun masih ada 3 pelaku pembunuhan Vina yang masih belum ditemukan yakni Egi, Andi, serta Dani.

Pancasila terdiri dari lima sila yang masing-masing memiliki makna mendalam. Tindakan pembunuhan jelas bertentangan dengan nilai-nilai ini. Dari kasus pembunuhan Vina, berikut adalah analisis bagaimana pembunuhan melanggar setiap sila dalam Pancasila, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa: Tindakan pembunuhan melanggar prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa karena setiap agama mengajarkan kepada pemeluknya untuk saling menjaga kehidupan dan menghormati sesama manusia. Pembunuhan merupakan sebuah  dosa besar yang tidak dibenarkan dalam ajaran agama manapun. Kemanusiaan yang adil dan beradab: 

Pembunuhan merupakan tindakan yang tidak manusiawi dan disengaja untuk mengilangkan nyawa seseorang, berarti seseorang sadar dan dengan niat atau motif tertentu melakukan perbuatan yang menyebabkan orang lain meninggal. Nilai ini menekankan bahwa pentingnya keadilan dan sikap saling menghormati antar sesama manusia. 

Pembunuhan merampas hak hidup seseorang, yang merupakan hak dasar setiap manusia. Persatuan Indonesia: Tindakan pembunuhan dapat berpotensi memicu konflik yang signifikan dan merusak persatuan bangsa. Kehadiran kekerasan semacam ini dapat mengganggu kenyamanan dan kedamaian  ditengah masyarakat. Akibatnya dapat terjadi ketidakstabilan sosial yang meluas. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang penuh ketakutan dan ketidakpastian serta menghambat keharmonisan warga. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan: pembunuhan menunjukkan ketidakmampuan individu untuk menyelesaikan konflik secara bijaksana dan musyawarah. 


Pembunuhan adalah indikasi yang jelas tentang ketidakmampuan individu untuk menyelesaikan konflik secara bijaksana dan melalui musyawarah yang konstruktif. Tindakan kriminal ini tidak hanya mengabaikan dan melangkahi proses hukum yang seharusnya ditempuh, tetapi juga merusak tatanan demokrasi yang didasarkan pada prinsip musyawarah dan mufakat. Dengan melakukan pembunuhan, pelaku menunjukkan ketidakmampuannya dalam berkompromi dan menemukan solusi damai melalui dialog, yang merupakan esensi dari sistem demokrasi yang sehat dan berfungsi dengan baik. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia: pembunuhan menciptakan ketidakadilan yang sangat mendalam, tidak hanya bagi korban yang kehilangan nyawanya, tetapi juga bagi keluarga korban yang harus menanggung duka dan trauma yang berkepanjangan. 

Pelaku pembunuhan seringkali berasal dari kalangan yang tidak menghargai atau memahami nilai-nilai keadilan sosial, yang seharusnya menjadi dasar dalam kehidupan bermasyarakat. Akibat dari tindakan kejam tersebut, terciptalah luka yang sulit disembuhkan dan ketidakadilan yang merusak tatanan sosial yang ada.

Pembunuhan merupakan suatu pelanggaran serius terhadap nilai-nilai yang diusung oleh Pancasila dan membawa dampak yang sangat merusak bagi struktur sosial serta ketentraman masyarakat Indonesia. Untuk menangani permasalahan ini secara efektif, dibutuhkan usaha kolektif dari berbagai elemen masyarakat. Ini mencakup peran aktif pemerintah, kerja keras aparat penegak hukum, serta partisipasi masyarakat secara luas. Upaya tersebut meliputi penegakan hukum yang tegas dan konsisten, peningkatan kesadaran publik tentang pentingnya menghormati hak untuk hidup, serta promosi dan internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Melalui langkah-langkah ini, diharapkan Indonesia dapat berkembang menjadi negara yang lebih aman, adil, dan beradab, sesuai dengan cita-cita luhur yang terkandung dalam Pancasila. Hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau aparat penegak hukum semata, tetapi merupakan tugas bersama seluruh rakyat Indonesia untuk menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis, sehingga tujuan mulia dari Pancasila dapat terwujud dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun