Mohon tunggu...
Dina Amalia (Kaka D)
Dina Amalia (Kaka D) Mohon Tunggu... Penulis, Bouquiniste

~ Best In Opinion Kompasiana Awards 2024 ~ Hidup dalam edisi khusus bekas + bekas | Kebanyakan buku, sesekali mlaku-mlaku | dno.dwriter@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Emangnya Kenapa Kalau Toko Buku Nggak Ada Fisiknya?

5 Oktober 2025   08:34 Diperbarui: 5 Oktober 2025   14:00 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis: Dina Amalia (Kaka D)
Sources: Pengalaman Pribadi -- Bisnis Buku & Interaksi Customer Online 

Tatkala era digital berkumandang, berbagai kemudahan turut tersebar. Perubahan kiblat pun dirasakan, salah satunya dari dunia perbukuan. Semula versi cetak, merambah ke versi digital. Semula hanya ada di pasar konvensional, sekarang tersebar di pasar online. Tak lagi tak bukan: ikut beradaptasi, membaca tren, mencocokkan strategi, demi menjaga usaha tetap relevan.

Beberapa hari lalu, untuk kedua kalinya saya ditinggal kabur pelanggan. Bukan karena buku yang saya jual jelek atau lama balas pesan, tetapi karena pelanggan merasa aneh kok nggak ada toko fisiknya? Lha iya, wong operasional toko saya full online. Tempat penyimpanan, terbatas untuk yang berkepentingan mengurus penjualan buku-buku saja.

Sudah dijelaskan, pelanggan tetap ngebet kaya mau ketemu pacar, pokoknya 'harus' datang langsung ke toko. Berakhir, memakai jurus diam dan menghilang.

Ada juga, pelanggan yang sudah order via marketplace dan sudah payment. Ketika buku sudah dipacking tiba-tiba saja dibatalkan, dengan alasan 'mau ganti alamat'. Saat dikonfirmasi melalui chat, ternyata maunya datang langsung ke toko. Begitu dijelaskan langsung menghilang, pesanan batal padahal paket sudah sangat siap antar, sungguh terlalu bukan?

Eh, ada satu lagi. Pelanggan cilik yang sangat nafsu melihat komik koleksi saya, "kakak, ada tokonya ga? Soalnya deket dari tempat les aku," dengernya lucu, tapi diakhir penjelasan saya uji coba tanya, "emangnya kenapa kalau toko buku nggak ada fisiknya?" Galak, ya? Nahloh!

Lha, tapi ampuh, "Oke deh aku order sekarang, langsung kirim ya kak, soalnya aku mau buru-buru baca." Nah, gitu dong!

Beda Toko Buku (Fisik) & Toko Buku Online (Gudang / Penyimpanan)

Dari pengalaman-pengalaman tersebut akhirnya saya mulai memahami dan pelajari, bahwa ada sebagian pelanggan yang istilahnya masih terkurung ekspektasi atau pengalaman yang biasanya dirasakan, 'kalau jualan buku ya ada fisik lokasinya dong, bisa baca di tempat dong, kalau pake kata online saja artinya ghoib'.

Sedangkan, sebagian pelanggan lainnya sudah paham betul mengenai pasar buku online, yang memang utamanya melayani penjualan atau aktivitas jual-beli di ranah online. Paling-paling hanya memastikan, "dikirim dari daerah mana, kak?"

Berikut saya coba bedah perbandingan antara toko buku fisik dan toko buku online.

Toko Buku (Fisik)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun