Body Positivity merupakan  pola  fikir  yang  positif dan menanamkan mindset atau pandangan terhadap tubuh yang dimiliki terlepas dari standar tubuh yang ideal dan tinggi pada lingkungan dan budaya yang memandangnya.
Hadirnya media terutama media sosial menjadi salah satu wadah membagikan segala macam kegiatan dan tempat berkeluh kesah hingga pengguna dengan bebas berbagi cerita,  pengalaman  tanpa  adanya  batas  jarak dan waktu. Namun, jika berbicara Body Positivity setiap orang pasti memiliki sudut pandang tersendiri untuk menafsir sesuai dengan budaya mereka, apalagi jika melalui media sosial pasti akan menimbulkan reaksi yang beragam, bahkan akan saling menjatuhkan.
Dari derasnya perkembangan teknologi kini, terkadang membuat banyak orang merasa insecure terhadap fisik mereka yang selalu dibicarakan bahkan dijatuhkan dari lingkungan atau media sosial.
Tahukah kamu? Kita hanya perlu tersadar, bahwa kita diciptakan oleh Tuhan sudah sesempurna mungkin, masing-masing dari kita sempurna dari versi terbaik diri kita sendiri.
Ngga perlu membandingkan antara diri kita dengan orang lain, masing-masing dari kita memiliki bentuk tubuh yang berbeda, ngga bisa disamaratakan. Bahkan dalam hal apapun, diri kita ngga bisa disamaratakan oleh orang lain.
Sejauh ini banyak sekali orang yang selalu mempunyai rasa insecure terhadap bentuk badan, bagaimana mereka merendahkan dan meragukan diri mereka sendiri yang pada akhirnya membuat mereka tidak bisa tumbuh dan menyayangi diri mereka sendiri.
Sudah cukup, jangan pernah membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain. Hargai keterbatasan dirimu, lakukan berbagai hal semampu dirimu, ngga perlu berusaha untuk maksa dirimu untuk melakukan sesuatu hal yang kamu ngga bisa hanya karna ingin terlihat bagus didepan banyak orang.
Kalau kamu terus membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain, mau sampai kapan? Hanya buang-buang waktu dan pikiran. Lihatlah dirimu sekarang, kamu terlahir sangat spesial, dirimu begitu berharga, ngga perlu malu, because it's yourself, love it.
Kamu akan sadari disatu titik, bahwa kamu hanya perlu menerima kekurangan yang kamu punya dan mengubahnya menjadi sebuah rasa syukur terhadap Sang Pencipta.
Penulis: Dina Amalia
