Mohon tunggu...
Dimyat Aa Dym
Dimyat Aa Dym Mohon Tunggu... Guru - Bergabung mulai tahun 2012 dan Buku Perdananya tahun 2020 berjudul "Pendidikan Berbasis Al-Qur'an & Pancasila"

Seorang guru dan pendidik di sekolah yang telah mengabdikan dedikasinya untuk tunas-tunas bangsa lebih dari 20 tahun. Blog : www.dimyativi.blogspot.com , twitter : @dimyat1, FB : Dimyat Muqsith

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Guru Menulis Bersama Kompasiana dan Tanotofoundation

13 November 2014   23:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:52 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Inspirasi dan Motivasi Datang Bisa Dari Mana Saja

Suatu waktu penulis untuk pertama kalinya bisa bertemu langsung (nangkring di kopdar) dengan komunitas kompasiana di kampus UPI Bandung Jawa Barat (7/11). Peserta yang hadir selain dari para penulis dan blogger juga para mahasiswa dari kampus setempat. Acara yang bertajuk “Kompasiana Nangkring” itu bekerja sama dengan Tanoto Foundation diisi antara lain berupa bedah buku “Oase Pendidikan Indonesia”, lomba livetwet serta acara lainnya yang cukup inspiratif.

Salah satu yang menarik dan inspiratif menurut penulis ialah terkait dengan motivasi menulis ada dua orang yaitu satu dari peserta dan yang satu lagi dari pembicara yang penulis catat dalam  buku catatan maupun livetweet saat itu. Pertama dari peserta yaitu salah sorang kompasianer yang bernama Intan Rosmadewi. Ia seorang guru MTs yang tinggal di Bandung. Saat sesi tanya jawab dia mengungkapan atau mengutip seorang tokoh yang namanya Haidar Alwasilah.

Menurut pengakuan ibu Intan Rosmadewi saat ia memperkenalkan diri, dia bersama pasangannya telah memiliki anak sebanyak 12 anak. Salah seorang anaknya yang bernama Zulfikar yang aktif menulis dan menjadi bloger. Masih pengakuan ibu Intan Rosmadewi, Alhamdulillah dirinya didorongan dan terdorong oleh anak-anaknya untuk aktif menulis. Salah satu hikmahnya menulis dia menyaksikan sendiri anaknya (Zulkfikar) bisa keliling Indonesia disebabkan karena aktif menulis, karena di beberapa kesempatan bisa meraih juara menulis.

Satu hal lagi yang menjadi alasan ia rajin menulis adalah karena dengan menulis berarti ia telah “mereproduksi ilmu”. Kutipan tadi bukan sembarangan kutipan tetapi itu merupakan pesan dari seorang tokoh pendidikan yang bernama Haidar Al Wasilah. Ketika sesi istirahat dan makan malam penulis mengkonfirmasi siapa sebenarnya Haidar Al Wasilah. Dia menyampaikan bahwa Haidar Al Wasilah adalah seorang dosen atau guru besar di UPI.

Inspirasi selanjutnya dating dari pembicara, yang salah satunya adalah seorang yang menjadi peraih Guraru Award 2012 bernama Dedi Dwitagama. Ketika menjelaskan tentang motivasi dan strategi menulis maka ia memiliki strategi bahwa tulisan tidak pernah panjang atau terlalu panjang, agar tidak menjenuhkan pembaca, tetapi hanya cukup tiga paragraph saja. Paragraf pertama berupa latar belakang atau prolog kedua inti dan ketiga solusi atau kesimpulan.

Penjelasan pak Dedi Dwitagama cukup menarik bagi mereka yang mempunyai motivasi maupun skill menulisnya rendah. Karena ternyata menulis itu tidak harus panjang lebar tetapi yang penting intinya atau struktur dasar dan utama dari tulisan itu harus ada, ya tiga di antaranya tadi yang disebutkan di atas. Untuk itu maka pada kesempatan ini penulis menyebutkannya dengan Metode 547 langkah guru menjadi penulis handal dan inspiratif.

Kalau melihat judulnya pasti akan membosankan, tapi tunggu dulu!!! 547 adalah merupakan 5 alasan pentingnya menulis bagi guru, 4 kelompok guru dalam hal penulisan serta 7 langkah praktis. Semoga kita dapat mengambil inspirasi dari apa yang sudah dilakukan oleh tokoh inspirator bagi para pendidik pendidik seperti Sukanto Tanoto dengan beragam kegiatannya melalui Tanoto Foundation. Selengkapnya inilah penjelasan 5.4.7. langkah tersebut :

5 Alasan Pentingnya Guru Menulis

1.Profesi guru tidak lepas dari kerja tulis menulis

2.Era informasi, teknologi dan komunikasi lahirkan netizen journalisme

3.Dunia internet yang begitu luas tanpa batas menunggu peran serta guru sebagai penulis

4.Guru era baru (Guraru) harus diimbangi dengan siswa-siswi masa kini (Sisani)

5.Kembali kepada budaya luhur literasi sebagai ciri manusia berperadaban madani/tinggi

Dengan demikian maka untuk menjadi guru yang professional dan ideal maka mau tidak mau, suka atau tidak suka maka harus menulis, oleh karenanya maka dapat kita sepakati dan katakan bahwa menulis bagi seorang guru itu amat sangat penting.

4 Kelompok Guru Berdasarkan Skill atau Keterampilan dan Motivasi Menulisnya

1.Kelompok pertama ini disebut kelompok guru yang malas atau jarang sekali menulis, hal ini disebabkan karena lemahnya skil dan kurangnya motivasi dalam menulis.

2.Kelompok kedua ialah yang asal-asalan atau alay/lalai atau “lebay” dalam menulis karena salah satu diantara motivasi atau niat yang kurang atau skillnya terutama skilnya yang kurang.

3.Kelompok ketiga ini ia pemalu/peragu atau penakut dalam hal menulis, kelompok ini bukan berarti tidak memiliki skil menulis tetapi motivasinya yang lemah atau kurang.

4.Kelompok keempat ini termasuk kelompok yang ideal dalam menulis yaitu selain didorong oleh motivasi yang tinggi juga didukung oleh skil menulisnya yang baik.

Keempat kelompok ini akan lebih jelas karakyeristiknya jika kita membuat empat kuadran yang merupakan irisan dari keterampilan atau skill menulis dari rendah ke tinggi serta dorongn atau motivasi menulis dari lemah menuju ke kuat, jika dipetakan maka lahirlah keempat kelompok atau type guru dalam menulis.

7 Langkah Menjadi Penulis Handal dan Ideal

1.Banyak membaca sebagai langkah awal seseorang untuk memulai menulis

2.Membangun intuisi dengan mencatat lintasan ide-ide dan cita-cita

3.Menulis atau mencatat data, fakta dan realita yang ada

4.Sharing knowledge atau pengetahuan dengan teman terdekat

5.Conekting atau konektivitas dalam forum focus group diskusion (FGD)

6.Menyeimbangkan dan meningkatkan motivasi dan skil penulisan

7.Memperbaiki penyajian dan penampilan media penulisan (buku, majalah, web, blog dll).

Itulah 547 langkah untuk menjadi guru aktif dan inspiratif dalam hal penulisan, mudah-mudahan angka 547 di atas tidak membosankan atau membuat malas untuk membacanya tetapi hanya sebuah tantangan dan strategi saja, apalagi dengan fasilitas blog bersama seperti Kompasiana serta dukungan dari Tanotofoundation maka semangat menulis di kalangan guru lebih semarak, bergairah dan lebih bermanfaat. Semoga saja, Wallahu a’lam. [DM].

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun