Mohon tunggu...
Dita Nugrahani
Dita Nugrahani Mohon Tunggu... -

tunjukkan bahwa diri kita ada dan patut dipertimbangkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Benarkah Begitu...

14 November 2011   03:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:42 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pani, jika saja sehari kau bisa menjadi perempuan, kau akan tahu apa alasan istrimu selalu mengatakan bedebah setiap pagi. Kau akan tahu bagaimana menjadi seorang perempuan yang selalu menuruti maumu. Lalu kau akan tahu sesuatu sehingga kau tak lagi bertanya kenapa kau menangis. Menjadi lelaki memang sulit, itu menurutmu. Bahkan beberapa waktu yang lalu kau sempat menyayangkan sesuatu kebiasaan yang konon selalu kau lakukan. Dulu kau sering bermain tangan dengan kekasihmu. Dan ketika sekarang kau mulai kehilangan kebiasaan itu kau mulai menyesalinya. Hingga sore yang gelap itu kau nenaksa hatimu dengan kekuatan utnuk menampar istrimu. Sebenarnya itu kau lakukan bukan karena besarnya kesalahan yang dilakukan istrimu tetapi rasa rindu akan kebiasaan yang tak lagi kau lakukan. Semalaman kau hanya melihat isrimu menangis saja. Sesegukan lalu diam. Dan kau tahu operempuan itu tak tidur semalaman. Jika saja kau perempuan kau akan merasakan hal kecil yang ada dibalik nurani perempuan.

Apa dia setelah itu membencimu? Tidak, pagi itu walau tak kau minum dia menyediakan teh manis untukmu. Dengan mata sembab menghitam dia manyapamu. Menyiapkan perkakasmu untuk karja. Bahkan kau tak pernah tahu apa alasan istrimu ketika dia hanya memandangi amplop yang kau berikan setelah gajian. Kau juga tak pernah tahu jika istrimu akan diam-diam meletakkan amplop itu disudut laci. Dia takut jika melakukan kesalahanm terhadap amplop itu.

Apa kau tak menyayangi dia? Sangat kau katakan. Namun kau tak sudi jika harus mengiba kasihnya. Entah itulah sikapmu atau itulah sikap lelaki. Setiap saat kau juga tak tahu jika istrimu selalu merasakan takut, takut salah dan takut kau marah. Takut melukaimu. Dan kau juga kah? Mungkin. Karena kau seoarang lelaki, jika istrimu pergi atau mati, Sisur juga masih menerima kamu, atau Antik gadis remaja itu juga masih siap menjadi kekasihmu. Setelah kau berangkat kerja apakan kau akan memikirkan solakan apa yang dirasakan istrimu. Kau pun tak pernah menyadari dalam angannya merindukan sosokmu istrimu juga takut jika kau pulang dengan geram. Ketika memasak dia akan lagi merasakan takut jika masakan yang diolahnya tak berkenan untukmu. Dan lagi ketika menemaninya tidur, kau tahu dalam lubuk istrimu masih memikirkan apa yang akan dilakukan esok agar membuatmu tersenyum lebar. Bangga mempuanyai istri dia.

Ah Pani andaikan saja satu jam kau bisa menjadi perempuan kau akan tahu bagaimana istrimu takut kehilangan kamu. Bagaimana istrimu ingin membahagiakan kamu. Kau juga akan tahu perasaan istrimu ketika kau mulai mengatakan tentang perempuan lain. Kau juga kan tahu bagaimana khawatir, cemburu dan cemas yang dirasakan istrimu untuk kemarahan dan segalanya tentangmu.

Kau masih ingat sesuatu itu mudah sekali didapatkan tapi untuk membuat sesuatu itu bahagia dan menikamti bersamamu itu adalah hal yang paling sulit didunia ini. Itu kata istrimu saat kau masih pacaran. Lalu apakah istrimu tahu jika kau selalu ingin dimanja. Kau ingin istrimu menjadi perempuan paling cantik. Kau ingin istrimu menjadi wanita yang segalanya istimewa. Entahlah. Apakan istrimu juga tahu jika kau selalu berusaha untuk menjadi orang yang paling dekat dengannya.. entah pula.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun