c. Praktik Sosial (Social Practices)
Menurut teori strukturisasi, praktik sosial yang dilakukan secara berulang oleh individu menjadi cara utama struktur sosial terbentuk dan dipertahankan. Praktik sosial ini bisa berupa tindakan sehari-hari yang tampak biasa, tetapi memiliki dampak jangka panjang dalam membentuk struktur sosial. Misalnya, kebiasaan orang untuk bekerja, berbelanja, atau berkomunikasi dengan orang lain adalah praktik sosial yang secara terus-menerus membentuk struktur masyarakat. Giddens percaya bahwa praktik-praktik ini memiliki keteraturan, yang menciptakan struktur dalam kehidupan sosial.
3. Agensi dan Struktur dalam Teori Strukturisasi
Teori strukturisasi menekankan bahwa individu bukanlah sekadar "produk" dari struktur sosial, tetapi memiliki kapasitas untuk melakukan tindakan mandiri yang disebut sebagai "agensi" (agency). Giddens menganggap bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan dan bertindak dalam menghadapi struktur yang ada. Namun, tindakan individu tidak selalu bebas, melainkan dipengaruhi oleh konteks struktur yang ada di sekitar mereka.
Dalam konteks ini, teori strukturisasi Giddens menawarkan keseimbangan antara struktur dan agensi, di mana individu memiliki kebebasan dalam batasan struktur sosial yang ada. Struktur sosial memberikan aturan dan sumber daya, tetapi individu memiliki kebebasan untuk menggunakan dan menginterpretasikan aturan tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka. Misalnya, seorang pekerja dalam perusahaan terikat dengan aturan yang ada di perusahaan tersebut, tetapi masih memiliki kebebasan untuk bertindak dalam batasan aturan tersebut, seperti menentukan cara bekerja, mengatur waktu, dan mengembangkan strategi pribadi.
4. Implikasi Teori Strukturisasi dalam Kehidupan Sosial
Teori strukturisasi memberikan pemahaman yang mendalam tentang cara struktur sosial terbentuk, dipertahankan, dan diubah oleh tindakan individu. Konsep ini relevan dalam banyak konteks, mulai dari studi tentang birokrasi, dinamika keluarga, hingga perilaku konsumsi di masyarakat. Dengan memahami teori strukturisasi, kita dapat melihat bahwa perubahan sosial tidak hanya terjadi dari atas ke bawah, tetapi juga dari bawah ke atas, di mana tindakan individu yang kecil dapat memberikan dampak yang signifikan dalam membentuk struktur sosial secara keseluruhan.
Dalam konteks politik, misalnya, teori strukturisasi dapat menjelaskan bagaimana norma dan nilai-nilai politik berkembang dalam masyarakat. Tindakan individu atau kelompok yang mempertanyakan atau melawan aturan politik tertentu dapat memicu perubahan dalam sistem politik, yang akhirnya memengaruhi struktur politik itu sendiri. Begitu juga dalam konteks ekonomi, keputusan individu untuk membeli atau tidak membeli produk tertentu dapat berdampak pada pasar, yang akhirnya memengaruhi struktur ekonomi dalam skala yang lebih luas.
5. Kritik terhadap Teori Strukturisasi
Meski memberikan perspektif baru, teori strukturisasi Giddens juga menghadapi kritik. Beberapa kritikus berpendapat bahwa konsep dualitas struktur terlalu abstrak dan sulit diterapkan dalam penelitian empiris. Mereka menganggap bahwa konsep ini kurang memberikan alat analisis konkret bagi para peneliti untuk memahami dinamika antara struktur dan agensi. Selain itu, teori ini juga dianggap kurang menekankan peran kekuasaan dan ketimpangan sosial dalam membentuk struktur sosial. Dalam pandangan kritikus, Giddens seharusnya memberikan perhatian lebih pada bagaimana kekuasaan memainkan peran dalam menentukan siapa yang memiliki kendali atas struktur sosial.
Kesimpulan