2. **Solidaritas Organik**: Sebaliknya, solidaritas organik terjadi dalam masyarakat yang kompleks dan heterogen, di mana ada pembagian kerja yang luas. Dalam masyarakat ini, individu-individu memiliki peran yang sangat berbeda, tetapi mereka bergantung satu sama lain untuk bertahan hidup. Solidaritas organik, menurut Durkheim, adalah ciri utama masyarakat modern, di mana kohesi sosial berasal dari ketergantungan yang saling terkait di antara individu.
### Studi tentang Bunuh Diri
Karya Durkheim yang paling terkenal mungkin adalah bukunya yang berjudul *"Le Suicide"* (1897). Dalam buku ini, Durkheim meneliti fenomena bunuh diri, yang biasanya dianggap sebagai tindakan individual yang sangat pribadi. Namun, dengan menggunakan pendekatan sosiologis, Durkheim menunjukkan bahwa tingkat bunuh diri bervariasi secara signifikan berdasarkan faktor-faktor sosial seperti agama, status perkawinan, dan tingkat integrasi sosial.
Durkheim mengidentifikasi empat jenis bunuh diri berdasarkan kondisi sosial yang menyertainya:
1. **Bunuh Diri Egoistik**: Terjadi ketika individu merasa tidak memiliki keterikatan dengan kelompok sosial. Ini sering terjadi pada individu yang terisolasi secara sosial atau yang hidup di masyarakat dengan ikatan sosial yang lemah.
2. **Bunuh Diri Altruistik**: Terjadi ketika individu terlalu terintegrasi ke dalam kelompok sosial sehingga mereka bersedia mengorbankan diri demi kepentingan kelompok, seperti dalam kasus prajurit yang rela mati demi negaranya.
3. **Bunuh Diri Anomik**: Terjadi ketika norma-norma sosial runtuh atau berubah secara drastis, seperti dalam situasi krisis ekonomi atau perubahan sosial yang cepat. Dalam kondisi anomie, individu kehilangan arah dan tujuan hidup, yang dapat mendorong mereka ke tindakan bunuh diri.
4. **Bunuh Diri Fatalistik**: Terjadi dalam kondisi di mana individu merasakan tekanan sosial yang berlebihan atau kekangan yang sangat kuat, seperti dalam situasi perbudakan atau penjara, di mana individu merasa tidak memiliki harapan atau kebebasan.
### Warisan Durkheim dalam Sosiologi
Pemikiran Durkheim meninggalkan warisan yang mendalam dalam disiplin sosiologi. Pendekatan positivis yang ia terapkan dalam studi fenomena sosial mendorong sosiologi untuk berkembang sebagai disiplin ilmiah yang berbasis pada penelitian empiris dan metodologi yang ketat. Gagasannya tentang fakta sosial, solidaritas, dan anomie tetap relevan dalam penelitian sosiologi kontemporer, memberikan kerangka kerja untuk memahami kompleksitas masyarakat modern.
Secara keseluruhan, Durkheim adalah pelopor yang mengubah cara kita memandang masyarakat. Dengan mendekati fenomena sosial melalui lensa positivisme, Durkheim tidak hanya memperkaya pemahaman kita tentang dunia sosial, tetapi juga menetapkan standar metodologis yang terus dipegang oleh para sosiolog hingga hari ini.