Provokator: Bayangan yang Selalu Ada
Fenomena provokator memperkuat dinamika ini. Dari 1998, 2019, 2020, hingga demo Agustus 2025, selalu muncul kelompok tak dikenal yang memicu kerusuhan.Â
Perusakan fasilitas umum, pembakaran ban, hingga bentrok dengan aparat sering kali dilakukan oleh orang yang bukan bagian dari massa utama.
Bedanya dengan pendemo murni jelas. Pendemo fokus pada orasi dan tuntutan, provokator sibuk menciptakan chaos.Â
Pendemo datang dengan kelompok dan atribut, provokator sering muncul dengan wajah tertutup tanpa identitas. Pendemo patuh pada korlap, provokator justru melawan arahan.
Dampak Provokasi terhadap "Siapa yang Untung"
Kehadiran provokator membuat keuntungan jadi bergeser.
Rakyat yang awalnya punya suara jelas jadi dirugikan karena dicap perusuh.
Pemerintah bisa memetik legitimasi untuk menertibkan massa.
Kelompok politik bisa menggunakan kericuhan untuk memainkan narasi mereka.
Pada akhirnya, yang rugi paling besar adalah masyarakat sipil yang turun dengan niat murni. Mereka kehilangan panggung, sementara isu yang diperjuangkan tenggelam di balik headline tentang kaca pecah dan api di jalanan.