Marsma Fajar Adriyanto, seorang perwira yang ramai menjadi pemberitaan, sama sekali tak saya sangka, merupakan tetangga ramah yang sama-sama menjadi jamaah salat subuh.
Beberapa personel TNI berdiri dengan raut duka Senin, (04/08/2025), di Mushola Nurul Islam. Saya sempat terkejut saat hendak salat Subuh di sana. Sama sekali tak menyangka ada kaitannya dengan sosok Marsma Fajar Adriyanto yang ramai diberitakan itu.
Tak lama setelah selesai salat, barulah saya mendapat kabar: Marsma TNI Fajar Adriyanto, salah satu jamaah tetap di mushola kami, telah wafat dalam kecelakaan pesawat militer.
Apalagi ketika melihat media sosial, ternyata salah seorang teman saya yang seorang sineas, tampaknya cukup akrab dengan almarhum sehingga ia menyampaikan rasa duka citanya yang mendalam lewat tulisan statusnya.
Dilansir dari DetikNews, insiden tersebut terjadi pada Minggu, (03/08/2025). Pesawat dengan jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 adalah pesawat "naas" itu.
Pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB pagi tadi dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara. Pesawat lalu hilang kontak dan ditemukan terjatuh.
"Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana," kata Kadispen AU Marsekal Pertama (Marsma) TNI I Nyoman Suadnyana kepada wartawan,
Marsma Fajar, yang berada di dalam pesawat sebagai instruktur senior, dinyatakan meninggal dunia.
Kabar duka ini tidak hanya mengguncang jajaran TNI AU, tetapi juga menyentuh kami, para tetangganya di lingkungan Pancoran. Terutama warga Pancoran Barat IXE yang berada tepat dibelakang rumahnya di Kompleks AURI Triloka, Jakarta Selatan.
Sosok Ramah dan Dermawan
Selama tinggal di lingkungan kami, Marsma Fajar dikenal sebagai pribadi yang bersahaja dan hangat. Meski menyandang pangkat tinggi di militer, ia tetap rendah hati dan dekat dengan warga sekitar.