Kalimat "follow your passion" seakan jadi mantra di beberapa dekade dari era generasi saat ini.
Dari TikTok sampai seminar motivasi, dari kampus hingga media sosial, semua seolah sepakat bahwa mengejar passion adalah kunci menuju kehidupan ideal: bahagia, bebas, dan bermakna.
Tapi, benarkah semudah itu?
Sebaliknya, sejumlah riset dan pengamatan menunjukkan bahwa dorongan membabi buta mengejar passion justru bisa menjerumuskan.Â
Tidak semua passion layak dikejar sebagai karier. Bahkan, sering kali, ia hanya ilusi yang dibungkus kata-kata manis dan semangat semu.
Ini fakta-fakta yang harus dicermati menyangkut passion:Â
1. Passion Tak Selalu Bisa Menghidupi
Dikutip dari penelitian Erin A. Cech dalam bukunya The Trouble with Passion, dorongan untuk mengejar passion justru memperkuat ketimpangan sosial.Â
Mereka yang berasal dari keluarga mapan lebih mungkin mengambil risiko demi passion, sementara yang lain harus mengutamakan stabilitas ekonomi.
Fenomena ini sering terlihat dalam dunia seni, musik, atau penulisan. Banyak orang yang dengan penuh semangat menekuni passion-nya, tapi akhirnya terjebak dalam pekerjaan tanpa jaminan finansial. Dan inilah yang saya jalani sekarang.
2. Passion Dijadikan Alat Eksploitasi