Namun, ada sedikit perdebatan, tapi bukan dengan saya, meski saya bingung juga. Kenapa di akhir materi kami seolah dipaksa untuk berhijrah dari NKRI ke Negara Karunia Allah, dimana pula itu negara? Yang lebih mengherankan lagi ketika kami dimintai sedekah yang tidak sedikit.
Dengan menggunakan dalil dari Al Quran Surat At Taubat ayat 103, kami dipaksa mengeluarkan sedekah. Dan kebetulan bunyi ayatnya juga seperti itu. Ada perintah mengambil yang menurut ustaz Fadli, sang pemateri, merupakan paksaan dari negara. Dalihnya untuk memperhalus paksaan, ia bilang begini:
"Masa ente dipaksa masuk ke dalam surga nggak mau? Tadi katanya merasa kotor. Kan sudah jelas, siapapun yang tidak menggunakan hukum Islam itu bathil. Batal. Kalian kan menggunakan dasar hukum Pancasila. Nah, kalau mau hijrah, ya syaratnya sedekah. Ibaratnya gini, kalian mau pergi ke Bandung, itu saja butuh biaya. Masa pindah ke negara karunia Allah dan mau masuk surga nggak mau sedekah. Kalau mau, masa juga ngasihnya cuma recehan," ujar Fadli menjelaskan ke kami.
Laila dan temannya yang sudah masuk, menyamar menjadi jamaah baru, dan dengan meyakinkannya ia menyebut sejumlah uang, sejuta atau berapa gitu, lupa. Tapi yang jelas saya terpancing sehingga berani menyebutkan akan menyerahkan uang Rp100 ribu yang artinya saya selama sepekan ke depannya tidak bisa kuliah karena mama memberikan jatah mingguan sebesar apa yang aku ucapkan itu.
Bodohnya lagi, dengan jemawa, mungkin karena di depan Laila, saya bilang kalau sekarang pun bisa, karena uangnya ada di ATM.
Alhasil saya pun dinyatakan siap berhijrah dan bersepakat bahwa besoknya akan dijemput untuk menginap.
"Menginap? dimana aku harus nginap? Kenapa harus menginap?" dan aneka pertanyaan lainnya yang menumpuk di kepala namun tak kuungkapkan, jalanin aja dulu deh, demikian prinsipku.
Dan setelah pulang, aku dan Laila mengambil uang di ATM, aku bangga bisa membuat Laila tersenyum. Cantik betul....
(BERSAMBUNG)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI