Ucapan ini sering terdengar seperti candaan, tapi ternyata mengandung kebenaran yang dalam. Dalam Islam, kesedihan yang berlarut-larut bisa menjadi celah setan untuk memperdaya manusia.Â
Dan ternyata tidak hanya itu, dari sudut pandang psikologi dan kesehatan, kesedihan juga terbukti bisa merusak mental dan tubuh.
Kesedihan adalah hal yang manusiawi. Tapi jika dibiarkan terus-menerus, ia bisa membuka pintu pada godaan setan, penyakit, bahkan keputusasaan.Â
Dalam artikel ini, kita akan melihat bagaimana Islam memandang kesedihan, serta bagaimana ilmu psikologi dan hormon menjelaskan efeknya, dan solusi nyata agar kita tidak larut di dalamnya.
Kesedihan: Jalan Masuk Setan ke Dalam Hati
Dalam kitab Madarij As-Salikin, ulama besar Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa kesedihan (huzn) adalah salah satu senjata setan yang digunakan untuk melemahkan hati dan semangat seorang hamba.
"Kesedihan itu tidak diperintahkan dalam syariat, tidak dicintai oleh Allah, dan tidak memberi manfaat bagi hati. Kesedihan hanyalah dari setan yang digunakan untuk membuat orang berputus asa dari rahmat Allah."
(Madarij As-Salikin, Ibnul Qayyim)
Al-Qur'an pun memperingatkan bahwa setan bisa menanamkan kesedihan dalam hati orang-orang beriman, seperti dalam ayat berikut:
"Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari setan, supaya orang-orang mukmin berduka cita..."
(QS. Al-Mujadilah: 10)