Serta praktek sederhana seperti memilah sampah dan membuat kerajinan tangan dari barang bekas.
Ketika siswa melanjutkan ke jenjang SMP, pendekatan edukasinya perlu ditingkatkan.Â
Remaja membutuhkan alasan kuat untuk peduli, bukan sekadar perintah.Â
Maka, konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) bisa diajarkan dengan lebih dalam, termasuk dampak dari jejak karbon akibat sampah.Â
Selain itu, mereka bisa diajak untuk membuat proyek kecil seperti kampanye "Hari Tanpa Sampah" di sekolah atau lomba membuat poster kampanye lingkungan.
Masuk ke tingkat SMK dan SMA, edukasi tentang sampah bisa dikaitkan dengan inovasi dan kewirausahaan.Â
Mengutip dari program-program komunitas lingkungan seperti Greeneration Foundation, remaja SMA sudah mulai bisa diajak berpikir kreatif.
Misalnya dengan membuat produk dari bahan daur ulang, mengelola bank sampah di lingkungan sekolah, bahkan merancang program sosial untuk mengedukasi masyarakat sekitar.Â
Ini bukan hanya soal teori, tapi soal menciptakan pengalaman nyata yang membentuk karakter peduli lingkungan.
Agar efektif, materi tentang sampah ini perlu diintegrasikan ke beberapa mata pelajaran.Â
Di PPKn, misalnya, bisa dimasukkan dalam bahasan tentang hak dan kewajiban warga negara dalam menjaga lingkungan.Â