Inilah alasan mengapa atlet, musisi, atau pekerja terampil bisa melakukan tugasnya dengan sangat cepat dan tepat tanpa banyak berpikir.
Selain itu, muscle memory juga dipengaruhi oleh sistem saraf perifer. Saraf-saraf ini mengirimkan sinyal dari otak ke otot untuk melakukan gerakan yang sudah dipelajari.Â
Semakin sering digunakan, semakin cepat responsnya. Itu sebabnya seseorang yang sudah lama tidak mengendarai sepeda tetap bisa melakukannya setelah bertahun-tahun tidak berlatih.
Latihan yang dilakukan secara sadar pada awalnya akan menjadi gerakan refleks seiring waktu. Dalam dunia olahraga, hal ini sangat terlihat.Â
Seorang petinju yang terbiasa menangkis serangan tidak lagi berpikir setiap kali lawan melancarkan pukulan. Tubuhnya akan bereaksi dengan cepat karena sistem sarafnya sudah menyimpan pola gerakan tersebut.
Apakah Muscle Memory Bisa Hilang?
Banyak orang mengira bahwa jika berhenti berlatih, muscle memory akan hilang. Namun, dikutip dari penelitian di Nature Neuroscience, jalur saraf yang telah terbentuk sebenarnya tidak benar-benar hilang, hanya melemah.Â
Ketika seseorang kembali berlatih, jalur tersebut bisa aktif kembali dengan lebih cepat dibandingkan saat pertama kali belajar.
Fenomena ini dikenal dengan istilah "relearning." Misalnya, seorang mantan atlet yang kembali berolahraga setelah lama vakum tidak akan mengalami kesulitan sebanyak orang yang baru pertama kali belajar.Â
Ini karena otaknya masih menyimpan pola gerakan yang pernah dilatih sebelumnya.
Namun, meskipun muscle memory tidak benar-benar hilang, tetap ada batasannya. Jika seseorang berhenti berlatih dalam waktu yang sangat lama, tubuhnya mungkin kehilangan kekuatan dan koordinasi.
Oleh karena itu, latihan secara konsisten tetap diperlukan untuk menjaga performa.