Kisah Nabi Ayub AS mengajarkan kita tentang ujian hidup dan rasa syukur dalam segala kondisi, ini bukan ceramah agama apalagi berniat menggurui karena hikmahnya semata yang ingin saya sampaikan.
Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar kisah Nabi Ayub AS ini, seorang Nabi yang mengalami cobaan berat, kehilangan harta, anak-anaknya wafat, dan menderita penyakit parah, tetapi tetap bersabar dan bersyukur.
Nabi Ayub AS dikenal sebagai seorang nabi yang kaya raya dan memiliki kehidupan yang sejahtera. Ia memiliki banyak harta, ternak yang melimpah, serta keluarga yang bahagia.Â
Namun, Allah SWT mengujinya dengan mengambil seluruh hartanya hingga ia jatuh miskin. Tak lama setelah itu, anak-anaknya meninggal dunia, meninggalkan duka mendalam.Â
Seakan belum cukup, Nabi Ayub AS juga diuji dengan penyakit kulit yang parah hingga ia dijauhi oleh masyarakatnya.
Dalam kondisi demikian, Nabi Ayub AS tidak mengeluh atau menyalahkan takdir. Sebaliknya, ia tetap beribadah, bersabar, dan bersyukur kepada Allah.Â
Istrinya yang setia tetap mendampingi dan merawatnya meskipun banyak orang menganggapnya sudah tidak punya harapan.
Dan Kesabaran serta keteguhan Nabi Ayub AS ini harus menjadi teladan bagi kita dalam menghadapi ujian hidup.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an,Â
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat (pahala) dari kebajikan yang dikerjakannya dan mendapat (siksa) dari kejahatan yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.'" (QS. Al-Baqarah: 286)Â
Ayat ini menegaskan bahwa setiap ujian hidup yang datang kepada seseorang pasti masih dalam batas kemampuannya.Â