Mohon tunggu...
dimas triwibowo.H.
dimas triwibowo.H. Mohon Tunggu... -

sahabat alam yang selalu mencari proses

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kluang Lembata

8 Mei 2012   03:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:34 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

disaat ayah pergi melaut ibu dan aku berharap ayah dapat memberi apa yang kita inginkan ,,,dik ,bu ,ayah akan berlayar untuk mencari kehidupan agar kita dapat makan di hari ini ,,,aku hanya bisa berdoa kepada tuhan aga ayah ayah selamat dan bisa memberi apa yang kita inginkan, dan ibu berkata sepeerti bisa ,, ibu hanya berkata hati hati yah ,dan selalu berdoa untuk keselamatan ayah,. disaat ituu ,kami hanya bisa melihat perahu ayah dari ke jauhan berharapap bendera yang ada di perahu ayah berkibar ,karna didesa kami kalo salah satu dari keluarga kami berlayar dan bendera itu tidak dapat berkibar berarti punah lah harapan kami yang kami idam idamkan itu .sampai saat sampai senja ini bendera ayah tak berkibar ,aku ,ibu hanya bisa berdo dan berdoa.dibalik doaku,aku mengucapkan kalimat kepada ibu , bu sabarkah kita menanti ayah? karna hari ini  kita tidak dapat melihat bendera itu berkibar lagi. dengan tenang ibupun menjawab ucapanku ,nak mungki tuhan belum bisa memberii apa yang kita inginkan ,atau tuhan sedang merangkai sesuatu untuk kita ,, hari esok ,lusa dan seterusnya kita akan tetap seperti ini  ,menjerit dibawah tawanya sang manusia bersongkok itu ,ibu ? mengapa kita tak lawan manusia itu ,agar usai semua beban kitasang ibu menjawab tidak nak ,kita tak mampu melawannya karna manusia itu punya segalanya . marah pada ibu ,dia mempunya segalanya bu ,tapi dia tak mempunyai hati ! ibu menjawab ,,nak biar lah semua ini kita serahkan kepada tuhan ,aku tak bisa berkata hanya ucapan yang sempat aku ucpkan hanyalah ,baik lah kalo begitu aku yang akan melawannya dengan hati dan pikiranku,aku rela bu mengeluarkan darah untuk desa ini.manusia itu tak pantas merampas desa kita karna desa ini ,,laut ini dan kita adalah pencipta tuhan yang maha esa .yang berhak merampas kita adalah tuhan bu ,bukan mereka .amarah ku tangis ku mebuat ibu terkejut,. ibu hanya bisa menangkan ku , .nak sudahlah?

lihat ayah mu ,dia berlayar dengan beban yang begitu besar ,ibu harap kau tidak menambahkan beban nya ,hari sudah gelap nampaknya ayah akan segera kembali keistana ini ( RUMAH ) sebaiknya kita memasak air untuk membuat air hangat untuk ayah membasuh ,dan membuat segelas teh hangat ,agar setamina  ayah kembali lagi ,baiklah bu .aku segera menuruti apa yang ibu katan kepada ku .


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun