Dua game terbesarnya, Honor of Kings dan PUBG Mobile, mengalami penurunan penghasilan pada Tahun Baru Imlek dibandingkan tahun lalu. Tak hanya itu game mobile berdasarkan NieR dari Square Enix juga batal karena anggaran pengembangan dan hak franchise yang tinggi.
Bahkan, Assassin's Creed Jade yang dikembangkan bersama Ubisoft untuk mobile juga dilaporkan mengalami penundaan hingga tahun depan. Game tersebut telah dalam pengembangan selama kurang lebih empat tahun.
Pada saat yang sama, Tencent sudah merilis Dreamstar, party game yang menjadi pesaing Eggy Party dari NetEase. Ini menjadi bagian dari pergantian strategi untuk berfokus mengembangkan IP game in-house-nya sendiri demi meraup keuntungan besar.
Sementara itu, banyak game dari Tencent berasal dari IP third-party seperti Call of Duty dari Activision dan PUBG dari Krafton. Versi mobile dari kedua game tersebut telah sukses secara global. Tetapi pembuatan dan distribusi game tersebut maish membutuhkan anggaran tinggi, termasuk untuk royalti.
Terlebih, perusahaan game Barat juga sudah mulai tidak melakukan outsource pengembangan game pada perusahaan China. Misalnya, Activision baru saja meluncurkan Call of Duty Warzone Mobile yang dipastikan akan menjadi pesaing Call of Duty Mobile besutan TiMi Studio Group milik Tencent.