Mohon tunggu...
Dimas Dwi Basuki
Dimas Dwi Basuki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Selamat membaca, semoga dapat membantu dan menambah pengetahuan anda. Terimakasih

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Refleksi Debat Capres Pertama dalam Perjalanan Demokrasi Indonesia

18 Desember 2023   01:44 Diperbarui: 18 Desember 2023   01:44 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menyambut dimulainya babak baru dalam dinamika demokrasi, dengan diselenggarakannya Pemilihan Umum Presiden (Pemilu) pada tahun 2024, penting untuk mesyarakat ikut terlibat dan berpartisipasi secara aktif. Oleh karena itu, penting untuk mengenali dengan baik calon-calon atau kandidat yang akan dipilih sebagai perwakilan rakyat. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah calon yang menjadi pilihan masyarakat memiliki program yang sejalan dengan keinginan para pemilih. Menurut Pasal 2 UU No.7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, penyelenggaraan Pemilu harus mematuhi prinsip-prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (luber jurdil). 

Terlebih lagi, sebelum Pemilu dilaksanakan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah berkomitmen untuk menghadirkan secara transparan informasi mengenai profil, riwayat, dan program dari para kandidat yang akan bersaing dalam kontestasi pemilihan. Dengan memahami riwayat dan rencana-program yang dimiliki oleh kandidat yang berpartisipasi dalam Pemilu 2024 mendatang, masyarakat dapat mengambil keputusan dengan lebih bijaksana dan melakukan pemilihan dengan kecerdasan yang lebih tinggi. Tidak mengetahui latar belakang calon presiden dapat memiliki dampak buruk yang signifikan pada proses demokrasi dan keputusan pemilih. Tanpa pengetahuan tentang latar belakang calon, pemilih mungkin tidak memahami sepenuhnya program dan visi yang diusung oleh calon presiden. Hal ini dapat menyebabkan pemilihan yang kurang beralasan dan kurang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat.

            Oleh karena itu, Debat Calon Presiden (Debat Capres) diadakan guna mendukung proses demokratisasi dan memberikan kesempatan kepada pemilih serta masyarakat umum untuk memahami lebih baik tentang calon-calon yang bersaing dalam Pemilu (Putri, 2019). Untuk pemilu tahun 2024 sendiri, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan jadwal debat capres-cawapres sebanyak lima kali. Terdapat tiga debat untuk calon presiden dan dua debat untuk calon wakil presiden. Debat pertama calon presiden RI telah diselenggarakan pada Selasa, 12 Desember 2023 dengan tema Pemerintahan, Hukum, HAM, Pemberantasan Korupsi, Penguatan Demokrasi, Peningkatan Layanan Publik, Kerukunan Warga.

            Performa masing-masing calon dari ketiga kandidat menjadi sorotan publik selepas debat yang pertama dilaksanakan. Ketiga kandidat tersebut di antaranya yaitu calon nomor urut 1, Anies Baswedan; calon nomor urut 2, Prabowo Subianto; dan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo. Ketiga kandidat ini memiliki visi misi, fokus permasalahan, cara menjawab, dan cara menyelesaikan permasalahan yang berbeda-beda, sehingga hal ini lah yang kemudian dilihat sebagai perbandingan  dari antar calon.

Berdasarkan hasil dari debat pertama, capres nomor urut 1, Anies Baswedan terlihat dapat menyampaikan poin-poin dan argumen dengan sesuai dan tepat sasaran. Banyak dikatakan bahwa ia muncul sebagai The Most Valuable Player (MVP) pada malam itu. Sejak awal hingga akhir, Anies secara konsisten memberi serangan Prabowo Subianto, yang saat ini menjadi kandidat terdepan, menandakan keberadaannya bukan hanya sebagai calon, tetapi juga sebagai pesaing serius dalam pertarungan menuju kursi kepresidenan. Anies menunjukkan sikap yang teguh terhadap situasi demokrasi di Indonesia, mengkritik penurunan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik, dan mengangkat isu-isu yang lebih luas terkait kebebasan berekspresi dan transparansi dalam pemilu. 

Pendapatnya bahwa demokrasi Indonesia telah terbukti tidak dapat diandalkan, menarik perhatian banyak pemilih yang merasa kecewa dengan kondisi saat ini. Saat itu, panelis mengajukan pertanyaan terkait cara mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik. Kemudian, Anies menjawab dengan "Saya rasa lebih dari sekadar parpol, rakyat tidak percaya kepada proses demokrasi yang terjadi, itu jauh lebih luas dari sekedar partai politik,". Ia menyoroti bahwa ketika membicarakan tentang demokrasi, setidaknya ada tiga aspek yang harus dipenuhi. Pertama, adanya kebebasan berbicara; kedua, adanya oposisi yang memiliki kebebasan untuk mengkritik pemerintah dan berperan sebagai penyeimbang; ketiga, adanya proses pemilihan umum dan pilpres yang bersifat netral, transparan, dan adil. Selain itu, ia juga menunjukkan bahwa dalam realitasnya, terdapat masalah pada dua poin pertama. Bukti menunjukkan penurunan kebebasan berbicara, termasuk dalam mengkritik partai politik, dan terdapat penurunan indeks demokrasi.

Namun, performa Anies dalam debat capres tersebut juga dinilai terlalu percaya diri dan terkesan menggurui dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh panelis. Selain itu, serangan pertanyaan dan respon yang diberikan atas jawaban capres lainnya dinilai memberi kesan meremehkan kandidat yang lainnya. Pada sesi bertanya untuk masing-masing calon presiden, Anies dalam pertanyaannya menyinggung soal perasaan calonnomor urut 2, Prabowo Subianto, soal masalah etika dalam putusan Mahkamah Konstitusi yang meloloskan kandidat capres-cawapres di bawah usia 40 tahun. Anies juga menyebutkan bahwa peristiwa tersebut termasuk dalam fenomena orang dalam (ordal).

Kemudian, performa calon nomor urut 2, Prabowo Subianto terlihat cukup percaya diri. Pada awal dimulainya sesi, ia menyampaikan visi misinya yakni menempatkan hukum, HAM, perbaikan pelayanan pemerintahan, pemberantasan korupsi hingga perlindungan terhadap semua golongan sebagai sesuatu yang sangat penting, kepemimpinan dan manajemen negara harus baik agar krisis tidak melanda Indonesia meskipun tidak sempurna, pemimpin harus memberi contoh, dan memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya. Dalam menjawab pertanyaan panelis, Prabowo sering kali merujuk pada pencapaian yang telah terjadi di era Jokowi. Pernyataan yang ia pilih menunjukkan kelanjutan dari kebijakan Jokowi, tetapi kritik-kritik yang diutarakan memberikan kesan bahwa ada perbedaan. Hal ini terlihat ketika ia menjawab pertanyaan panelis terkait penanganan perkara di wilayah Papua. Ia mengatakan bahwa menurutnya, Presiden Jokowi merupakan satu-satunya Presiden Indonesia yang saat ini paling sering berkunjung ke Papua yaitu lebih dari 19 kali. Selain itu, Prabowo juga mengatakan bahwa Presiden Jokowi telah mampu meningkatkan roda perekonomian di wilayah Papua jika dibandingkan dengan presiden lainnya di Indonesia. Terkait hal tesebut, Prabowo menyampaikan misi-nya apabila jika dirinya dan Gibran Rakabuming Raka terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu 2024, maka semua program Jokowi di Papua yang telah dijalankan akan dilanjutkan dan disempurnakan.

Di samping dari kepercayaan diri yang terlihat dari performa Prabowo pada debat capres pertama, caranya dalam menyampaikan argumen dan jawaban atas pertanyaan terkesan sangat defensif dan tempramen. Saat Prabowo dan Anies saling berhadapan dalam sesi tanya jawab, Prabowo memberikan tanggapan kepada Anies, meskipun belum diberikan kesempatan untuk berbicara Prabowo terlihat tersenyum kecil mengarah kepada Anies. Selain itu, ketika Anies menjawab pertanyaan panelis mengenai kepercayaan partai politik dan demokrasi, Prabowo menanggapi argumen Anies sambil berjoget dan menyebutnya agak berlebihan. Sebab, menurut Prabowo,  Anies berhasil menjadi Gubernur DKI Jakarta melalui proses politik. Bahkan Prabowo sebagai Ketua Umum Partai Gerindra menjadi salah satu partai pengusung Anies. Selain itu, tanggapannya terhadap pertanyaan mengenai kerusuhan pemilu 2019 dan keputusan Mahkamah Konstitusi menunjukkan keengganannya untuk berkomitmen. Oleh karena itu, respon Prabowo tersebut dinilai cukup defensif dan terbawa emosi. Selain responnya yang dianggap tidak dapat mengatur emosi, Prabowo juga memiliki kemampuan retorika di bawah kandidat lainnya, penjelasan Prabowo terkesan kurang menjawab pertanyaan panelis.

Di saat perdebatan antara calon nomor urut 1 dan 2 cukup panas, kandidat calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo, terlihat cukup tenang sepanjang debat capres. Beberapa kali terdapat situasi di mana Ganjar mendapat serangan, namun dirinya tidak terpancing dan mampu mengendalikan situasi dengan aman dan tenang. Dalam argumen dan pandangan yang disampaikan, Ganjar memperlihatkan keterampilan beradaptasi, seimbang dalam mendukung inisiatif saat ini sambil mendorong kemajuan yang memiliki nuansa tertentu. Pada sesi awal, Ganjar menyampaikan visi misinya yakni pemerataan bidang kesehatan: satu desa, satu puskesmas, satu nakes, pemerataan bidang pendidikan dengan memperhatikan nasib guru dan akses internet merata, memperhatikan keadilan bagi penyandang disabilitas, dan mewujudkan pemerintah yang bersih. Jawaban Ganjar selama debat menjadi perhatian ketika ia membicarakan terkait permasalahan pupuk dan petani di Jawa Tengah. Ketika itu, Prabowo menyinggung dengan peryataan bahwa petani di Jawa Tengah mengeluh mengenai kelangkaan pupuk. Prabowo menyatakan bahwa petani di Jateng mengalami keluhan terkait dengan program kartu tani yang diperkenalkan oleh Ganjar saat menjabat sebagai Gubernur Jateng, dianggap memberikan kendala bagi para petani dalam mendapatkan pupuk. Ganjar pun menanggapi bahwa pupuk langka terjadi di berbagai daerah di Indonesia, tidak hanya Jawa Tengah. Ganjar juga menyoroti bahwa Prabowo sendiri pernah menjadi Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), dan seharusnya juga mengetahui bahwa data petani tidak pernah beres. Pernyataan Ganjar tersebut cukup membungkam serangan Prabowo.

Meskipun Ganjar mampu menangani debat secara tenang, namun hal tersebut juga membuat performanya terlihat kurang menonjol. Salah satu panggung Ganjar adalah saat menyerang Prabowo dengan isu HAM. Namun, Prabowo mampu menangani situasi tersebut dengan baik. Selain itu, Ganjar kurang mampu menawarkan visi jelas. Dalam menjawab pertanyaan, Ganjar menggunakan pengalaman yang ia punya selama 10 tahun menjadi gubernur, dan hal tersebut menjadi nilai tambahan untuk Ganjar. Meskipun Ganjar mampu menyampaikan jawaban dan argumen dengan jelas, tertata, dan tenang, namun penawaran solusi yang diberikan masih tidak cukup jelas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun