Mohon tunggu...
Dimas Dharma Setiawan
Dimas Dharma Setiawan Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Penulis Artikel di Banten

Penulis adalah PK pada Bapas Kelas II Serang yang menerjunkan diri pada alam literasi. Senang menyikapi persoalan yang sedang hangat di masyarakat menjadi kumpulan argumentasi yang faktual , kritis dan solutif. Berusaha meyakinkan bahwa menulis sebagai hal yang menyenangkan. Setiap tulisan adalah do'a dan setiap do'a memuluskan tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menikmati Tahun Baru dengan Bertafakur dan Doa

31 Desember 2020   11:10 Diperbarui: 31 Desember 2020   11:32 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hitungan beberapa jam lagi  kita akan memasuki tahun 2021. Seperti biasanya setiap mendekati pergantian tahun baru ada pola perilaku orang yang memposisikan tahun sebelumnya sebagai kenangan dan tahun baru sebagai harapan. Namun tahun 2020 bukanlah tahun kenangan akan tetapi tahun yang mewarisi Pandemic Covid19 kepada manusia yang hidup di tahun 2021. Dimana artinya pandemic Covid19 belum selesai dan masih menjadi ancaman bagi manusia di tahun 2021.

Jika pada tahun 2020 mulut dan hidung kita ditutupi Masker,  tangan kita rutin dicuci air bersih dan kegiatan sosial kita dibatasi jarak, maka di tahun 2021 perilaku tersebut masih berlangsung.  Alasannya dipenghujung bulan Desember 2020 penyebaran Covid19 semakin meningkat dan terus memakan korban. Data yang dikutip dari laman Satuan Tugas Penanganan Covid19 menunjukan bahwa  orang dengan positif Covid19 sebanyak 735.124 orang, orang yang sembuh sebanyak 603.741 orang dan  orang yang meninggal karena terpapar Covid19 sebanyak 21.944 orang.

Pemerintah pusat dan daerah sudah mengeluarkan kebijakan pelarangan perayaan pergantian malam tahun baru diruang terbuka. Tujuannya dipastikan agar tidak terjadi kerumunan orang yang berpotensi besar menjadi penyebaran Covid19.  Selain itu Kepala Kepolisian Republik Indonesia telah mengeluarkan Maklumat bernomor : Mak/4/XII/2020 yang salah satu isinya melarang penyelenggaraan pertemuan/kegiatan yang mengundang kerumunan orang banyak ditempat umum berupa pesta/perayaan malam pergantian tahun.

Sejatinya seluruh elemen wajib mengindahkan kebijakan yang telah diberlakukan. Kebijakan tersebut sudah pasti membawa kemaslahatan, menyelamatkan jiwa dan raga manusia dari ancaman virus. Saatnya kita menjadi patriot bagi diri kita sendiri, bagi masyarakat, bagi bangsa dan negara dengan cara menanggalkan merayakan malam tahun baru tanpa suka cita.

Bagi umat muslim ada dalil yang menjadi rambu dalam menyikapi momentum pergantian tahun baru masehi yaitu "Setiap orang memiliki hari raya, dan ini (Idul Fitri) adalah hari raya kita" (HR.Bukhari dan Muslim). Selain itu "Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka" (HR.Daud).

Seyogianya jika ingin memposisikan tahun baru sebagai suatu harapan maka bertafakur dan berdo'a adalah instrument yang tepat untuk mencapai terwujudnya harapan tersebut. Bertafakur (merenung) dalam waktu yang cukup untuk melakukan evaluasi diri atas niat, sikap dan perilaku yang telah dilalui dirasa sangat penting. Jika terjadi kegagalan pada tahun sebelumnya maka kegagalan tersebut harus diperbaiki agar tercapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Jika tahun sebelumnya keberhasilan telah dicapai maka harus dipikirkan strategi merawat keberhasilan tersebut pada masa yang akan datang.

Bertafakur sangat dianjurkan sebagaimana Allah SWT berfirman, "Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Ya Robb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia'." (QS Ali Imran [3]: 191).

Berharap selamat dari penularan Covid19 pada tahun 2021 tidak hanya dengan mematuhi protokol kesehatan saja, namun juga harus dibarengi dengan berdo'a kepada Allah Maha Pelindung (Al-Waliyy). Kita sadari bahwa ruh dan jasad yang kita miliki dilahirkan atas kehendak-Nya. Ruh kita rawat dengan asupan Iman dan Islam sedangkan jasad kita rawat dengan nutrisi dan hati agar tepat sehat dan kuat.

Mati dan hidup seorang insan merupakan suratan dari Allah Yang Maha Kuasa, Tuhan yang Mematikan dan Menghidupkan (Al-Muhyii dan Al-Mumiitu). Setiap manusia sudah pasti ingin dipanjangkan umurnya dan sangat takut akan kematian. Dengan demikian berdo'a dipanjangkan umur agar dipertemukan kembali pada tahun yang akan datang haruslah dilakukan sebelum datangnya hari pertama tahun baru.

Penulis bukanlah seorang alim ulama yang berwenang menasehati umat dan masyarakat, namun demikian penulis sebagai mukmin ingin mengambil bagian dalam menjalankan syiar agama Islam meskipun yang disampaikan hanya 1 ayat. Kita percaya bahwa setiap kebaikan  adalah sedekah (Kullu Ma'rufim Shadaqah) yang menguntungkan diakhirat nanti.

 Diakhir tulisan ini, ijinkan penulis berdo'a untuk diri sendiri dan untuk kita semua bahwa semoga kita umat Islam khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya selalu dalam lindungan Alloh Azza Wa  Jalla, diselamatkan dari ancaman Covid19 dan meminta kepada-Nya agar virus tersebut diangkat dari muka bumi ini. Semoga kita semua dijauhkan dari bencana pada masa yang akang datang, dilapangkan rezekinya serta seluruh umat dipersatukan dalam bingkai Ukhuwah-Islamiyah di bumi pertiwi Indonesia tercinta. Allohumma Aamiin Mujibasailin. (**).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun