Mohon tunggu...
Dimas Budi Prasetyo
Dimas Budi Prasetyo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan konsultan

Praktisi di bidang marketing research dan dosen psikologi. https://dimasbepe.wordpress.com/who-am-i/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pahami, Cara Menyiapkan Bekal Anak untuk Menghadapi Masa Depan

14 Oktober 2019   22:13 Diperbarui: 15 Oktober 2019   20:43 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak belajar (Sumber: www.josselyn.org)

Attention
Dalam bahasa kita bisa diartikan sebagai "perhatian" dan sudah mulai diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan istilah "atensi". Singkat kata, attention ini berbicara tentang kemampuan individu untuk fokus terhadap apa yang dilihat, dilakukan, dirasa, dipikirkan, dan sebagainya. 

Orang yang attention-nya tinggi dapat fokus terhadap suatu hal, yang berguna dalam mencari solusi dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. 

Kabar baiknya, orang yang fokus dalam mengerjakan sesuatu (attention tinggi) membantu dirinya meraih prestasi dalam pendidikan. Gampangnya, dia ga gampang diganggu kalo lagi belajar, kalo pun diganggu, dia akan cepat kembali ke kondisi fokus di awal, memfasilitasi dirinya menjadi fast learner dan problem solver. 

Ketika belajar bukan menjadi sebuah keharusan, mereka mampu mempertahankan endurance-nya untuk mencapai keberhasilan. Dalam perkuliahan, biasanya mereka-mereka ini yang punya IP tinggi. Fokus dalam pembelajaran juga berarti teliti, dan hal ini menjadi prediktor keberhasilan dalam pendidikan. 

Kabar buruknya, attention span (durasi kemampuan untuk fokus terhadap suatu hal) orang zaman sekarang itu tidak lebih dari 10 detik. Mengapa bisa begitu? Saat ini, kita sudah terbiasa dengan multiple display -- mulai dari lihat gadget yang lebih dari satu (hayo coba kalo lagi liat TV, pasti ada HP di tangan, belum lagi kalo sambil ngerjain tugas pake laptop, main mobile game di tablet dll) sampai berbagai iklan di berbagai tempat yang kadang bermunculan bersamaan. Coba berhenti di lampu merah, ada berapa iklan yang kita lihat? Ga mungkin cuma satu kan?

Lalu, bagaimana caranya membuat anak bisa jadi lebih fokus? Hal paling sederhana adalah dalam melakukan kegiatan bersama dengan anak. Bisa dimulai dengan membiasakan anak mengerjakan satu pekerjaan pada satu waktu. 

Makan di meja makan, main di tempat main, jangan digabung dua-duanya. Lihat TV ya lihat TV, (but I would recommend this kalo anak udah usia 5 tahun ke atas) jangan dibarengin sama yang lain. 

Terus anak jadi ga multitasking dong? 

Multitasking itu tujuan akhir, tapi dalam prosesnya kita harus membiasakan dia untuk fokus mengerjakan satu hal secara total untuk melatih ketahanan (endurance) dan daya fokus tadi. 

Multitasking yang optimal bisa diraih ketika individu bisa menyelesaikan berbagai tugas secara bersamaan dan semuanya berhasil. Sebelum mencapai tahap tersebut, anak harus bisa menyelesaikan secara tuntas dulu satu hal satu per satu, baru kemudian ditambah porsinya pelan-pelan. 

Seperti karet gelang, kalo mau semakin elastis ya ditarik pelan-pelan, jangan langsung ditarik kenceng nanti langsung putus -- analogi otak kita dalam berpikir pun juga mirip seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun