Mohon tunggu...
Dimas Ario Jatmiko
Dimas Ario Jatmiko Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa UNNES Dukung Prestasi Atlet Renang Tri Cakti Semesta (TCS) Semarang dengan Program Gizi Inovatif

23 Mei 2024   21:42 Diperbarui: 23 Mei 2024   21:47 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang - Dalam upaya mendukung prestasi atlet renang di Tri Cakti Semesta (TCS) Aquatics Semarang, mahasiswa Program Studi Gizi S1 Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Semarang (UNNES) melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama hampir satu bulan. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 30 April hingga 25 Mei 2024, bertempat di arena kolam renang GOR Jatidiri di Kota Semarang. 

Kegiatan ini dilaksanakan oleh enam mahasiswa yaitu Dimas Ario Jatmiko, Hardhinta Zahra Pancangita, Aulia Fitri, Reza Septiana Putri, Alifiea Ayu Ardani, dan Sylvi Nur Azizah. Masing-masing mahasiswa memiliki peran penting dalam menyusun dan mengimplementasikan program asuhan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan performa atlet melalui pengelolaan nutrisi yang optimal. Selama tiga minggu, tim mahasiswa melakukan serangkaian kegiatan termasuk pengukuran antropometri, asesmen, penyusunan rencana asuhan gizi, konseling, dan monitoring serta evaluasi di TCS Aquatic Semarang.

Dokpri
Dokpri

Sasaran dari kegiatan ini adalah 12 atlet renang dengan rentang usia 14-17 tahun. Mereka terdiri dari 5 atlet laki-laki dan 7 atlet perempuan. Atlet-atlet ini memiliki jadwal latihan yang cukup padat, yaitu latihan renang enam kali seminggu dan latihan fisik empat kali seminggu. Data dikumpulkan melalui pengukuran fisik (tinggi badan, berat badan, tekanan darah, tebal lemak bawah kulit, persen lemak tubuh, lingkar pinggang, lingkar panggul, dan lingkar lengan atas) serta wawancara mengenai riwayat makan, kesehatan, dan keluarga juga dikumpulkan untuk analisis lebih lanjut.

Dari 12 atlet yang terdiri dari 7 perempuan (58,3%) dan 5 laki-laki (41,7%), hasil analisis menunjukkan bahwa 91,7% atlet memiliki status gizi normal berdasarkan nilai Z-Score, sementara 8,3% mengalami gizi lebih. Asupan energi dan karbohidrat mayoritas atlet tergolong kurang, yaitu 66,7% untuk energi dan 91,7% untuk karbohidrat. Asupan lemak juga masih kurang pada 58,3% atlet, namun asupan protein menunjukkan variasi dengan 41,7% atlet mendapatkan asupan protein yang baik dan 41,7% lainnya berlebihan.


Penentuan prioritas masalah dilakukan berdasarkan hasil analisis data yang telah dikumpulkan. Masalah yang diidentifikasi kemudian diprioritaskan berdasarkan tingkat urgensi dan dampaknya terhadap performa atlet. Beberapa masalah gizi yang menjadi prioritas meliputi asupan energi yang tidak memadai, ketidakseimbangan asupan makronutrien, kelebihan fat mass pada atlet perempuan, dan kekurangan pengetahuan tentang gizi seimbang di kalangan atlet. Masalah-masalah tersebut diidentifikasi melalui metode USG (Urgency, Seriousness, Growth), yang membantu dalam menentukan prioritas intervensi.

"Dengan menentukan prioritas masalah tersebut, langkah-langkah intervensi yang tepat dapat direncanakan dan dilaksanakan untuk mengatasi masalah gizi yang ada. Intervensi yang dilakukan meliputi edukasi mengenai gizi seimbang, pemberian handbook edukatif, dan sosialisasi gizi secara intensif. Intervensi ini diharapkan dapat meningkatkan status gizi dan performa para atlet dalam jangka panjang," ucap Dimas.

Intervensi yang diberikan berupa edukasi tentang gizi seimbang berhasil meningkatkan pengetahuan para atlet. Hal ini dibuktikan melalui uji komparatif nilai pre-test dan post-test berturut turut sebesar 0,065 dan 0,023 yang menunjukkan peningkatan signifikan setelah intervensi. Semua atlet yang berpartisipasi mengalami peningkatan pengetahuan gizi yang diukur dengan uji Wilcoxon.

"Selama pelaksanaan PKL, mahasiswa berhasil memberikan asuhan gizi yang signifikan terhadap atlet renang di TCS Aquatics Semarang. Pendampingan yang diberikan meliputi upaya menjaga berat badan ideal, persentase lemak tubuh, status gizi, serta perbaikan asupan zat gizi yang berpengaruh pada performa dan prestasi atlet. Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi para atlet, tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi para mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang telah dipelajari selama perkuliahan," ucap Alifiea.

"Melalui kegiatan ini, diharapkan para atlet mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya gizi dalam menunjang aktivitas olahraga mereka. Selain itu, hasil kegiatan ini juga diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran ahli gizi dalam dunia olahraga, khususnya dalam pembinaan atlet di berbagai cabang olahraga," tutup Reza.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun