Mohon tunggu...
Dimas Anggoro Saputro
Dimas Anggoro Saputro Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer | Content Creator

"Bisa apa saja", begitu orang berkata tentang saya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

JNE Menghadirkan Gudang Dalam Genggaman

5 Oktober 2019   00:08 Diperbarui: 5 Oktober 2019   07:27 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PAKET!

Suara teriakkan sang kurir memecah keheningan. Nada tersebut telah menggeser nada 'SURAT!' yang menjadi nada kerinduan akan kabar orang tersayang di ujung sana.

Tak sampai di situ. Default nada 'paket!' pun menjadi pengganti 'momok' kalimat pamit sang istri berangkat ke mal. Ya, kini tak perlu melangkahkan kaki menuju mal untuk shopping. Dunia 'semakin gila', mal pun ada di dalam genggaman!

***

Konsumen Cerdas

Pertumbuhan e-commerce semakin hari semakin pesat! Dulu, di Indonesia ada satu website jual-beli terbesar. Kini, tak hanya 1 atau 2, perusahaan-perusahaan tersebut berlomba-lomba menggaet hati konsumen.

Keberagaman perusahaan tersebut justru menjadi hal baik. Konsumen diberikan kesempatan untuk memilih. Hal itu pula yang memunculkan karakter baru, konsumen cerdas.

Mata rantai e-commerce tak sekadar transaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli. Ada peran lain, yaitu logistik yang berada di tengah-tengah mereka. Lagi-lagi, konsumen cerdas diuji lewat keberagaman penyedia jasa logistik. 

Sinergitas Berbagai Pihak

Bicara tentang penyedia jasa logistik, entah kenapa saya pribadi masih menjatuhkan pilihan kepada JNE. Perusahaan penyedia layanan logistik yang berdiri sejak tahun 1990 ini tak perlu diragukan lagi sepak-terjangnya di kancah perlogistikkan nusantara.

Tekadnya untuk selalu menjadi perusahaan penyedia jasa logistik terdepan di Indonesia, menjadikannya selalu berinovasi dari masa ke masa.

02 Oktober 2019 lalu, pertemuan langsung antara saya dengan perusahaan penyedia jasa logistik tersebut difasilitasi oleh Kopiwriting Kompasiana.

Foto bersama (dok. Riana Dewie)
Foto bersama (dok. Riana Dewie)

Dalam kesempatan itu, hadir bapak Marsudi selaku Head of Regional JNE DIY-Jateng dan bapak Adi Subagyo selaku Branch Manager JNE Yogyakarta.

Tak hanya beliau berdua, Kopiwriting yang berlokasi di sebuah cafe ternama di kota Jogja tersebut menghadirkan pula Kepala Dinas Koperasi & UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta, ibu Lucy Irawati. Serta dari unsur pelaku UMKM turut hadir ibu Tunjung Pratiwi, Pemilik Abekani Jogja.

Ada 3 unsur berkumpul menjadi satu. Tak lain dan tak bukan, ajang kali ini adalah ajang untuk sinergitas ketiganya (birokrat, pelaku UMKM dan penyedia jasa logistik)

Terobosan baru JNE, Friendly Logistics

Pertumbuhan UMKM di Yogyakarta cukup menggembirakan. Berdasarkan hasil pendataan Dinas Koperasi & UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta pada tahun 2017, jumlah UMKM di Yogyakarta mencapai 23.000 dan di bulan Juli tahun 2019 ini jumlahnya terus naik.

"Usaha kecil menengah ini sangat dinamis. Hari ini berjualan baju, minggu depan bisa saja berjualan makanan. Oleh karena itu pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi & UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta memberikan pembinaan atau pendampingan terhadap para pelaku UKM", tambah Lucy Irawati saat menjelaskan tentang apa yang dilakukan pemerintah daerah selama ini.

Itu artinya, di Jogja saja sudah berapa banyak hilir mudik produk yang keluar dari tempat produsen ke tangan konsumen. Untuk mengurus atau mengelola proses logistik tersebut, diperlukan effort lebih.

Hal senada tersebut disampaikam oleh bapak Adi Subagyo: " Perlu effort besar apabila hal terkait logistik dikerjakan secara mandiri oleh pelaku usaha."

Untuk menjawab tantangan tersebut, JNE mengeluarkan terobosan berupa Friendly Logistics. Di dalam terobosan tersebut mencakup berbagai fasilitas, seperti digital marketing, warehousing, order fulfillment, technology development, shipping management, dan dilevery.

Salah satu fasilitas dalam Friendly Logistics (dok.pri)
Salah satu fasilitas dalam Friendly Logistics (dok.pri)

"Karena itulah Friendly Logistics dihadirkan untuk membantu UKM agar dapat fokus dan berkonsentrasi pada sektor produksi, pengembangan atau inovasi produk, serta sales", imbuh Adi.

Gudang dalam genggaman

Apa itu Friendly Logistics yang dihadirkan JNE? Singkat kata, begini: "Gak perlu repot mikir beli gudang, gak perlu repot ngurisi stok gudang, gak perlu repot antar produk ke penyedia jasa logistik. Serahkan dan percayakan semua kepada JNE."

Loh? Bagaimana itu? Produk kita, kita titipkan ke gudang yang telah disediakan oleh JNE. Di sana, produk kita akan dikelola dengan profesional.

Cara mengendalikannya? Kita akan mendapatkan dashboard online untuk mengelola produk yang kita titipkan di JNE. Mulai dari pengaturan stok barang, packaging dan lainnya. Semua terintegrasi langsung dengan layanan pengiriman.

Fyi, di Jogja JNE memiliki gudang seluas 6.000 meter persegi. Jika 23.000 UMKM 'menitipkan' produknya di gudang tersebut, apa yang terjadi? Sepertinya JNE perlu mempertimbangkan perluasan atau pengadaan gudang baru ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun