Mohon tunggu...
Dimas Anggoro Saputro
Dimas Anggoro Saputro Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer | Content Creator

"Bisa apa saja", begitu orang berkata tentang saya.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Harapan: Ramadan, Harga Bahan Baku Stabil

6 Mei 2019   15:52 Diperbarui: 7 Mei 2019   11:51 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahan baku di pasar (google.com)

Alih-alih hemat dengan cara memasak makanan sendiri di rumah, yang ada kantong belanja jebol! Setelah melewati beberapa sidang rumah tangga, diputuskan bahwa kami akan membeli makanan di luar. Apalagi saat ramadan, varian makanan mudah dijumpai dan lebih banyak daripada biasanya.

Membeli makanan di luar sebenarnya menjadi pilihan dilematis bagi kami. Ribet ya?--hehe. Sebenarnya tidak, jika bagi kami berdua. Makan apa pun, samber! Menjadi 'ribet' karena harus memilih dan memilah makanan bagi si kecil batita.

Ya, si kecil tidak bisa makan sembarangan. Apalagi dengan usianya yang belum genap 2 tahun. Konsumsi gula dan garam kadarnya berbeda dengan kami yang dewasa. Belum lagi bumbu ajaib bernama 'micin' menjadi jurus pamungkas bagi penjaja makanan.

Akhirnya, cara paling aman adalah masak sendiri. Bukannya bikin kantong belanja jebol? Tidak juga, asal dikelola dengan baik dan benar. Untuk urusan ini, istriku adalah orang yang tepat menangani dan terbaik di dalam keluarga kecil kami. Doi menggunakan warisan masakan a la uak Nanik: "Masak teh bawang bodasna hiji, bawang beureumna hiji, moncangna hiji". Intinya, bumbu masak secukupnya!

Terakhir dan pamungkas adalah menggunakan jurus bertahan hidup a la anak kos. Menu sahur dan berbuka puasanya selalu variatif. Sahur menunya ayam geprek, lalu menu buka puasanya mi aceh atau bakso. Kesemuanya dalam bentuk mi instan! Cukup brilian bukan?

Tidak perlu menggerutu bahan baku naik, turun, melonjak atau pun menukik. Semua tinggal bagaimana kita menyikapinya. Kalau bilang uang belanjaan kurang, ya akan merasa kurang terus.


Bersyukur, mungkin adalah cara terbaik dan bijak. Bukankah jika kita bersyukur maka akan ditambah kenikmatannya bukan?

Selamat menunaikan ibadah puasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun