Mohon tunggu...
Dimas Anggoro Saputro
Dimas Anggoro Saputro Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer | Content Creator

"Bisa apa saja", begitu orang berkata tentang saya.

Selanjutnya

Tutup

Trip

GAIA Cosmo Hotel Yogyakarta, Ruang Pamer Gratis bagi Perupa Lokal

31 Maret 2018   22:42 Diperbarui: 31 Maret 2018   22:49 939
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lobby GAIA Cosmo Hotel Yogyakarta (dok.pri)

Semerbak aroma kopi seketika menyeruak ke dalam rongga hidung. Pengalaman pertama kali berkunjung di salah satu hotel yang berada di Jogja kali ini berbeda dengan hotel-hotel lain---masih di daerah Yogykarta.

Biasanya indera penglihatan yang dimanjakan ketika menginjakkan kaki memasuki hotel. Ruangan lega dengan penataan meja dan kursi sedemikian rupa menjadi hal yang umum dalam konsep interior hotel. Namun, kini indera penciuman saya dimanjakan lebih. GAIA Cosmo Hotel Yogyakarta mengangkat konsep yang berbeda dengan hotel lain pada umumnya. 

Aneka kopi dengan perlakuan memasak beraneka ragam pula dipajang tepat di samping pintu masuk hotel. Light Roast, Dark Roast dan Medium Roast. Begitulah label yang tertancap di atas karung berisi biji kopi. Nuansa warna hitam, coklat dan putih mendominasi bangunan ini.

Tampaknya GAIA Cosmo Hotel Yogyakarta ingin menyuguhkan sesuatu yang lain daripada yang lain. Hal itu pun perlahan mulai terjawab ketika kaki melangkah lebih jauh memasuki hotel. Pandangan mata disuguhi kolam renang yang dipisahkan oleh tembok kaca. Gelembung-gelembung warna-warni menempel di tembok yang berada tepat di samping kolam renang. 

Menjadikannya semakin instagramable. Jika dilihat lebih dekat, gelembung-gelembung tersebut adalah kriya keramik yang dibentuk menyerupai gelang besar. Karya tersebut adalah milik Apri Susanto, salah satu perupa lokal. Karya yang diberi judul "The Flow of Life" bercerita tentang ragam aliran kehidupan. Pesan itu tergambar dari warna-warni keramik dan lekukan-lekukan besi yang menjadi tempat bergantungnya gelang-gelang tersebut.

Masih menyapukan pandangan di ruang lobby hotel. Tampak di salah satu sudut ruangan tergantung sebuah karya menyerupai "alien". Benar saja, karya tersebut diberi judul "Uknown Organic Object". Karya milik Ludira Yudha, seorang perupa muda lokal---berasal dari Yogyakarta. Karya tersebut terbuat dari kawat yang disusun membentuk pola tertentu dan kemudian dirangkai menjadi satu kesatuan.

The Flow of Life (dok.pri)
The Flow of Life (dok.pri)
Kaki ini kemudian melangkah menapaki satu demi satu anak tangga yang akan menghantarkan menuju kamar hotel. Di ujung anak tangga mata kembali dimanjakan dengan suguhan karya seni milik perupa lokal. Karya milik  Shofianto ini inovatif, ia memadukan seni dan teknologi. Sensor gerak tertanam di dalam awan, ketika sensor mendeteksi objek mendekat, maka sayap angsa akan bergerak seolah-olah sedang terbang di atas awan.

Memasuki kamar hotel tipe Deluxe Premium, atap datar yang memberi kesan ruangan sempit tak saya jumpai. Yang saya jumpai adalah ruangan dengan atap model joglo---rumah tradisional jawa---yang memberikan kesan lega dan besar. Kasur dengan tipe king size disandingkan dengan sofa minimalis. Toilet dan kamar mandi berada di ruangan terpisah dengan tembok sebagai pemisah keduanya. Desain wastafel modern-minimalis semakin mempercantik dan memberikan kesan mewah kamar tersebut.

Kamar Deluxe Premium (dok.pri)
Kamar Deluxe Premium (dok.pri)
Perut sudah mulai terasa lapar, saya pun memutuskan untuk menuju restoran Semeja yang berada di area lobby hotel. Saya memilih duduk di smoking area yang berada di luar, tentu saja tempatnya terbuka. Sudut hotel ini tak habis-habisnya memberi saya kejutan dengan karya seni yang menghiasinya. Di hadapan tempat duduk saya terpampang kokoh bangunan menyerupai arena panjat dinding yang terbuat dari susunan bantal. 

Karya milik Derry Pratama tersebut ternyata bukanlah arena panjat dinding. Karya yang diberi judul "778540 LK" tersebut adalah bantal sofa yang terbuat dari logam dengan efek pewarnaan menggunakan minyak goreng. Proses pewarnaannya dengan cara minyak goreng disiramkan ke bantal metal, kemudian bagian belakang bantal metal dibakar.

Menu yang saya pesan adalah gado-gado dengan minuman coke. Kocek yang saya keluarkan tak sampai tembus nilai 50 ribu. Enaknya lagi, harga menu makanan dan minuman sudah termasuk pajak. Dan saya pun tidak terkena zonk makan di hotel berbintang (hehe).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun