Mohon tunggu...
DIMAS ADITIYA 121222003
DIMAS ADITIYA 121222003 Mohon Tunggu... Jurusan S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitan Dian Nusantara - Mata Teori Akuntansi - Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M. Si.Ak

Jurusan S1 Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitan Dian Nusantara - Mata Teori Akuntansi - Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M. Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

The Ekonomic OF Financial Reporting Regulatian

2 Oktober 2025   20:18 Diperbarui: 2 Oktober 2025   20:18 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Topik utama dalam modul ini membahas perdebatan fundamental mengenai perlunya regulasi dalam pelaporan keuangan. Pertanyaan utamanya adalah apakah pasar mampu secara efisien menyediakan informasi keuangan melalui mekanisme sukarela (unregulated market), ataukah regulasi formal dari lembaga standar seperti FASB, SEC, maupun IASB tetap diperlukan. Diskursus ini muncul karena adanya potensi kegagalan pasar dalam menyediakan informasi yang memadai dan akurat bagi para pemangku kepentingan, khususnya investor.

Accounting Theory A Conceptual And Institutional Approach By Harry I. Wolk, dkk 
Accounting Theory A Conceptual And Institutional Approach By Harry I. Wolk, dkk 

Argumen untuk Pasar Tak Diatur (Unregulated Markets)
1. Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi menyoroti adanya pemisahan kepentingan antara pemilik (investor) dan manajemen (agent). Investor menginginkan keamanan modal, dividen, serta keberlanjutan usaha, sementara manajer cenderung mengejar bonus, gaji, atau kepentingan pribadi. Konflik kepentingan ini menciptakan kebutuhan akan laporan keuangan. Laporan berfungsi sebagai mekanisme pengawasan dan sarana untuk mengurangi asimetri informasi. Transparansi dapat menurunkan biaya modal karena investor merasa lebih yakin terhadap perusahaan. Oleh sebab itu, meskipun tanpa regulasi formal, perusahaan tetap memiliki insentif untuk melaporkan secara terbuka demi menjaga reputasi dan menarik modal dengan biaya lebih rendah.

2. Teori Sinyal (Signaling Theory)

Dalam situasi asimetri informasi, manajer mengetahui kondisi perusahaan lebih baik dibandingkan investor. Untuk membedakan diri dari perusahaan yang berkinerja buruk, manajer perusahaan berkinerja baik terdorong memberikan sinyal positif melalui keterbukaan informasi, termasuk laporan keuangan sukarela, proyeksi laba, serta laporan keberlanjutan. Transparansi yang lebih tinggi dipandang investor sebagai tanda keandalan, sehingga meningkatkan kepercayaan dan menurunkan biaya modal. Sebaliknya, keterbatasan informasi sering diinterpretasikan sebagai sinyal negatif yang dapat menekan harga saham.

3. Asimetri Informasi

Asimetri informasi menimbulkan risiko dalam pengambilan keputusan investor. Kurangnya akses informasi yang setara mendorong investor untuk menuntut imbal hasil lebih tinggi (risk premium). Bagi manajer, kondisi ini berdampak pada meningkatnya biaya modal. Karena itu, mereka terdorong mengurangi asimetri dengan menyediakan laporan yang lebih transparan. Praktik ini tidak hanya melindungi investor tetapi juga menguntungkan perusahaan dengan menurunkan biaya pendanaan.

4. Biaya vs Manfaat

Dalam mekanisme pasar bebas, perusahaan mempertimbangkan biaya dan manfaat dari pelaporan. Tidak adanya transparansi dapat menurunkan reputasi dan meningkatkan biaya modal, sementara keterbukaan meningkatkan kepercayaan dan akses pendanaan. Argumen pendukung pasar bebas menyatakan bahwa mekanisme ekonomi sudah cukup untuk mendorong perusahaan melaporkan tanpa perlu regulasi formal. Namun, dalam praktik, tidak semua perusahaan bertindak rasional, sehingga tetap diperlukan aturan minimum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun