Mohon tunggu...
Padilla Nur Utami
Padilla Nur Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Dillaut

Litbra

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkatkan Status Gizi Balita, Mahasiswa PKL Unnes Upayakan Edukasi dan Pelatihan Kader Posyandu

28 September 2021   21:35 Diperbarui: 28 September 2021   21:40 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(28/07) Universitas Negeri Semarang resmi menerjunkan sebanyak 84 mahasiswa gizi untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL)  yang dilakukan di domisili masing - masing dan bermitra dengan layanan kesehatan setempat.

Desa Jedung, Nongkosawit. Merupakan salah satu desa dengan banyak balita. Perhatian memusatkan pada kegiatan posyandu yang sempat tersendat selama beberapa bulan karena pandemic yang semakin mengganas. Setelah sempat melakukan analisis situasi, ditetapkannya masalah dan program yang akan digunakan yaitu, melaksanakan edukasi stunting kepada orang tua balita dan pelatihan pengukuran anthropometri bagi kader posyandu.

Permasalahan gizi pada balita masih menjadi masalah besar yang harus dihadapi. Prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran karena status gizi pada masa balita berpengaruh pada perkembangan dan Kesehatan di usia selanjutnya. Melihat dari ugensitasnya, saya memutuskan untuk melaksanakan program dalam upaya meningkatkan status gizi balita salah satunya adalah edukasi melalui orang tua balita.

Intervensi program edukasi dilakukan kepada kurang lebih 13 ibu balita yang ada di RT 03 RW 03. Edukasi dilakukan secara door to door karena kebijakan yang melarang untuk melakukan acara yang menimbulkan kerumunan. 

Media yang digunakan adalah selama proses adalah video dan poster. Edukasi ini bertujuan untuk mengajarkan kepada ibu balita ap aitu stunting, ciri, penyebab dan bahaya yang ditimbulkan di masa yang akan datang. Tak hanya mengedukasi ibu balita, untuk meningkatkan keberhasilan dari program ini, saya juga memberikan sebuah buku mewarnai buah dan sayur serta pensil warna untuk mengajarkan dan mengenalkan balita kepada ragam macam buah dan sayur.   

Program kedua adalah pelatihan pengukuran anthropometri kepada kader posyandu. Kader posyandu sendiri adalah anggota masyarakat yang secara sukarela, mampu dan memiliki waktu untuk menjalankan posyandu. Tentu tanpa melihat latar pendidikan, para kader biasanya hanya dilatih sesaat sebelum terjun langsung ke lapangan. Untuk menghindari hal -- hal yang tidak diinginkan dan untuk memastikan bahwa cara mengukur sudah benar, pelatihan kepada kader yang dilakukan secara door to door.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Pelatihan dilakukan setelah melaksanakan pretest demi mengukur pengetahuan kader. Pengukuran dilakukan secara real dengan menggunakan beberapa alat seperti microtoise, LILA, dan timbangan digital. Saya juga memberikan poster untuk menunjang pengetahuan.  Tujuan dari program ini diharapkan kader dapat menjalankan peran dengan sebaik mungkin karena hasil pengukuran berpengaruh pada catatan perkembangan balita.

Semua program terlaksana dengan baik dan mendapatkan respon positif dari masyarakat. Dengan tetap menggunakan protocol Kesehatan, diharapkan kegiatan ini dapat memberi manfaat serta meninggalkan kesan yang baik bagi masyarakat, pelaksana, dan institusi Pendidikan terkait.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun