Mohon tunggu...
D.A. Dartono
D.A. Dartono Mohon Tunggu... Administrasi - Penggemar bacaan dan pegiat literasi.

Senang berdiskusi, berdialog dan sharing ide. Curah gagasan, menulis dan tukar-menukar pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Xi, Khonghucu dan Ide Spiritualitas yang Tak Mati

25 Juli 2015   19:06 Diperbarui: 25 Juli 2015   19:06 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika seseorang berpaling dan berjalan kepada Allah, ia akan diperlakukan sebagaimana orang lain diperlakukan pada jaman dulu. Pada zaman ini pun bisa terjadi. Dengan syarat seseorang benar-benar mencoba (berusaha) untuk ini dengan sepenuh usaha yang sungguh-sungguh dan benar hingga ia akan mencapainya. Allah tidak bermusuhan dengan siapa pun. Apa yang dibutuhkan adalah kita membawa diri kita kehadapan Allah sepenuhnya, bersujud di istana-Nya dengan ketulusan yang sempurna. Kita akan meraih segala sesuatu di istana-Nya, dan ini membawa kita meraih kesuksesan yang kita perlukan. Sebagaimana seseorang yang duduk di dekat api maka semua anggota tubuhnya akan merasakan panas dari api tersebut, bagaimana mungkin orang yang telah meninggalkan segala sesuatu demi Tuhan, tidak mendapatkan sesuatu apa pun dari karunia-karunia-Nya?[10]

Kita harus melakukan upaya sungguh-sungguh untuk mencapai Tuhan, berusaha memahami agama yang dikirim oleh-Nya dan membuat kecintaan pada-Nya menjadi bagian terdalam dari diri kita. Hal ini secara terus-menerus akan menjadikan tinggi moral kita dan kita juga akan meraih kesuksesan materi.

Jika kita mencoba dan mengambil bagian dari cahaya Ilahi, kita akan benar-benar menerima kebaikan-Nya. Jika kita mencoba dan mengambil bagian dari cahaya Ilahi guna menyinari diri dan keadaan kita dengan kesungguhan, kecintaan dan kesetiaan maka secara otomatis itu akan menghilangkan kepalsuan yang merupakan salah satu dari sekian banyak kegelapan. Ketahuilah, kemalasan, penipuan, merampas hak orang dan penyakit keburukan lainnya adalah kegelapan. Secara otomatis, itu semua akan kita bersihkan dengan keberkahan Nur Ilahi, dan kita akan tinggikan taraf moral dalam diri kita, dan kita meraih kemajuan jasmaniah juga.

Jika kita ingin menyelamatkan generasi keturunan berikutnya dari efek buruk materialisme/kebendaan, dan kita hidup dalam masyarakat, maka mau tak mau kita harus menjelaskan kepada mereka korelasi (hubungan/keterkaitan) antara agama dan moralitas. Kita ikatkan mereka dengan agama seraya kita tegaskan dengan amal perbuatan kita bahwa kesuksesan materi merupakan pengikut agama yang benar. Untuk itu, kita juga harus berusaha menjalin hubungan yang benar dengan Allah. Semoga Allah memberi kita taufik untuk itu.

 

 

[1] Khuthubaat-e-Mahmud, jilid 17, h. 462-463.

[2] Didier Francois 10 bulan dalam penahanan ISIL. Ia tidak pernah melihat mereka membaca Al-Qur’an. Bahkan, penangkapnya tidak mempunyai salinan Al-Quran. Fakta ini dapat dilihat di berbagai media yang memuat wawancaranya, baik media internet maupun media cetak.

[3] Jami’ at-Tirmidzi, Kitab tentang doa-doa, riwayat Anas ibn Malik. Juga tercantum dalam Bulughul Maram. Hadits lainnya yang serupa, «الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ».

[4] Shahih Muslim, Kitab tentang haidh, no. 300.

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ كُنْتُ أَشْرَبُ وَأَنَا حَائِضٌ، ثُمَّ أُنَاوِلُهُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَيَضَعُ فَاهُ عَلَى مَوْضِعِ فِيَّ فَيَشْرَبُ وَأَتَعَرَّقُ الْعَرْقَ وَأَنَا حَائِضٌ ثُمَّ أُنَاوِلُهُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَيَضَعُ فَاهُ عَلَى مَوْضِعِ فِيَّ

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun