Mohon tunggu...
Dikson kardinal
Dikson kardinal Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Diary

Apakah Friends With Benefit Salah?

8 Maret 2024   10:30 Diperbarui: 8 Maret 2024   12:10 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hai... iya kamu yang akan membaca tulisan ini. bagaimana kabarnya? Semoga tetap baik ya...

Dalam tulisan ini aku akan bercerita kisah tentang perjalanan hidupku bersama dengan seseorang. Perkenalkan saya seorang mahasiswa semester 4. Sebelumnya aku berkuliah secara daring dikarenakan adanya wabah penyakit yang membuat gempar seluruh dunia (covid 19).

Awal tahun 2022 akhirnya aku dipanggil untuk mengikuti perkuliahan secara langsung. Setelah dua minggu aku berkuliah secara tatap muka, akhirnya aku bertemu dengan seorang wanita. Perkenalan kami cukup singkat namun membuahkan hasil saling bertukar media sosial. Kami saling mengenal melalui media sosial bukan percakapan secara langsung. percakapan itu menjadi lebih sering sehingga menghasilkan sebuah hubungan yang cukup dekat. Untuk memiliki relasi yang begitu dekat tidak berlangsung dalam waktu yang cukup singkat melainkan membutuhkan waktu hampir 2 bulan.  

Setelah percakapan yang cukup dekat tercipta, kami berdua merencanakan untuk bertemu. Pertemuan kedua akan segera terjadi. Untuk menghindari kehabisan bahan pembicaraan, aku mempersiapkan setiap topik yang akan dibahas selama bertemu. Tanpa terasa pertemuan kedua berlangsung begitu cepat dan lancar.

Setelah pertemuan itu hubungan kami semakin sering bertemu. Pertemuan yang semakin sering menjadikan kami saling mengenal satu sama lain. bahkan kami hampir setiap hari bertemu dan saling tolong menolong baik dalam perkuliahan maupun dalam kehidupan di luar perkuliahan. Hal ini terjadi hampir setiap hari.

Dalam satu waktu aku jatuh sakit. Ketika aku memberikan kabar bahwa aku sedang sakit, ia begitu sangat cemas bahkan memberikan perhatiannya kepadaku dengan membelikan obat, makanan, dan buah untuk aku makan. Perhatian yang ia tunjukkan sudah bagaikan seseorang yang sudah siap menjadi pasangan hidup. Hal sebaliknya juga aku lakukan ketika ia sedang sakit. Bahkan aku sampai tahu apa yang di ingin makan kalau sedang sakit. Hal ini dikarenakan karena seringnya dia sakit. Tindakan tersebut sebagai sebuah tindakan saling mengasihi.


Dari cerita di atas, ada sebuah pembelajaran bagaimana hidup dalam sebuah pertemanan. Pada zaman ini kita sering mendengarkan istilah friends With Benefit (FWB). Friends with benefit adalah hubungan dua orang teman yang dapat saling membangun. Antara satu dengan yang lainnya saling membantu dalam melakukan sesuatu. Dalam hal ini kedua pihak akan diuntungkan.

Meskipun istilah ini merupakan sesuatu yang sangat baik, tetapi banyak dari orang yang menyalahgunakan makna dari FWB. Banyak orang menggunakan istilah tersebut sebagai sesuatu yang berkaitan dengan seksualitas. Hal inilah yang perlu untuk diubah oleh setiap orang mengenai istilah yang bermakna positif menjadi negatif.

Oleh sebab itu, kita perlu untuk memahami setiap informasi dengan baik. secara khusus dalam menggunakan istilah-istilah banyak orang yang menjadikannya tidak baik sehingga mempengaruhi pola pikir seseorang. Ketika pola pikir seseorang telah diracuni oleh pikiran negatif, maka akan banyak hal yang berdampak sehingga menghasilkan pikiran negatif lainnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun